Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan Presiden Singapura Halimah Yacob sepakat untuk meningkatkan kerja sama dialog antaragama atau interfaith dialogue di antara kedua negara sebagai upaya menangkal radikalisme dan terorisme.
“Kita ingin meneruskan interfaith dialogue tentang paham-paham keagamaan dalam rangka menangkal radikalisme dan terorisme, sebab ini juga menjadi tantangan global,” kata Wapres Ma’ruf usai pertemuan dengan Presiden Halimah di Hotel Shangri-La Jakarta, Selasa sore.
Kesamaan kondisi kedua negara, yang majemuk dengan banyak suku dan agama, menjadikan Indonesia dan Singapura memiliki kepentingan serupa untuk mencegah paham radikalisme menyebar ke masyarakat, tambah Wapres.
Wapres menjelaskan dialog-dialog antarpemuka agama harus dikedepankan sebagai upaya untuk menciptakan kerukunan dan toleransi antarmasyarakat. Dengan adanya toleransi, maka paham-paham radikal akan sulit untuk menyusup ke pemikiran masyarakat.
“Kita ingin mengadakan dialog antarpemuka agama di dunia ini, untuk membangun kerukunan antaragama, supaya agama tidak menjadi sumber konflik,” jelasnya.
Selama ini, lanjut Wapres, pendekatan politik dan militer belum optimal sebagai solusi menyelesaikan konflik sosial di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, Wapres berharap dialog antaragama yang mengedepankan narasi kerukunan dan kebaikan dapat menjadi alternatif penyelesaian konflik.
“Kita harapkan melalui agama nanti bisa menjadi perekat untuk bisa menyelesaikan konflik itu, karena upaya untuk merukunkan konflik melalui pendekatan politik dan pendekatan militer itu belum menyelesaikan konflik yang ada,” ujar Wapres.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin melakukan kunjungan kehormatan atau courtesy call kepada Presiden Singapura Halimah Yacob di Hotel Shangri-La Jakarta, Selasa sore pukul 15.00 WIB. Pertemuan yang berlangsung kurang dari satu jam itu menyepakati rencana kerja sama kedua negara di tiga bidang, yakni kesehatan, pendidikan dan hubungan antaragama. (ant)