JAKARTA, Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiba di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Kamis, sekitar pukul 04.15 WIB, setelah melakukan kunjungan kenegaraan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UAE).
Di bawah tangga pesawat, tampak Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menyambut kedatangan Presiden Jokowi, demikian keterangan tertulis Biro Pers Sekretariat Presiden RI.
Sebelumnya, Presiden Jokowi bertolak dari Bandara Internasional Zayed, Abu Dhabi sekitar pukul 14.55 waktu setempat.
Tampak melepas keberangkatan Presiden ke Tanah Air antara lain Menteri Energi dan Infrastruktur UAE Suhail Al Mazrouei, Duta Besar RI untuk UAE Husin Bagis, dan Dubes UAE untuk RI Abdullah Salem Al Dhaheri.
Dalam penerbangan menuju Jakarta, Presiden Jokowi didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, serta Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir.
Turut serta pula Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri/Kepala Protokol Negara Andy Rachmianto, Sekretaris Militer Presiden Mayjen TNI Rudy Saladin, Komandan Paspampres Mayjen TNI Achiruddin, serta Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden M Yusuf Permana.
Dalam kunjungannya di Abu Dhabi, Presiden Joko Widodo mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ) untuk meningkatkan kerja sama kedua negara, utamanya dalam bidang ekonomi.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam keterangannya di Abu Dhabi menjelaskan bahwa UAE merupakan salah satu mitra penting Indonesia di Timur Tengah.
“Dalam 10 tahun terakhir ini, hubungan kedua negara berkembang dengan cepat. Dari sisi perdagangan, misalnya, terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Angka perdagangan di tahun 2015 sampai 2023 mengalami peningkatan 52 persen, dan di tahun 2023 mencapai 3,282 miliar (dolar AS),” ujar Menlu.
Dari sisi investasi juga tercatat peningkatan yang signifikan. Menlu Retno menyebut bahwa capaian hubungan dalam satu dekade terakhir ini mendapat perhatian dari Presiden Jokowi dalam pertemuan bilateral.
“Hubungan yang kokoh ini akan menjadi modal bagi pemerintahan ke depan untuk terus mempererat kerja sama antara kedua negara,” ujar Retno.
Selain mengadakan pertemuan dalam bentuk pleno, kedua pemimpin juga bertemu secara tete-a-tete. Menlu Retno menjelaskan bahwa pembahasan dalam pertemuan tersebut berfokus pada kerja sama investasi.
Beberapa hal yang menjadi fokus pembicaraan antara lain rencana kerja sama pembangunan pusat keuangan di Ibu Kota Nusantara (IKN).
Rencana kerja sama ini diwadahi dalam MoU yang ditandatangani oleh Menteri PUPR dengan Dubai International Financial Center (DIFC). Isu kedua yang dibahas dalam tete-a-tete adalah kerja sama pengembangan industri bahan baku nikel.
Sebagaimana diketahui, Indonesia memiliki stok nikel yang sangat besar. Indonesia juga telah mengembangkan ekosistem hilirisasi nikel terutama baterai dan kendaraan listrik (electronic vehicle/EV).
“Dalam kaitan inilah, Presiden Jokowi mengajak UAE untuk melakukan investasi di bidang EV dari hulu ke hilir,” tutur Menlu Retno.(ant)