Takumi Minamino dan 185 Menit Yang Melempangkan Jalannya ke Anfield

Liverpool pada Kamis mengumumkan kedatangan pemain serbabisa Takumi Minamino dari Red Bull Salzburg. Minamino bukan saja pemain berkewarganegaraan Jepang pertama yang membela Liverpool, tetapi juga sosok perdana yang menembus Anfield dari Benua Asia.

Tentu saja, orang-orang (baca: kebanyakan suporter klub selain Liverpool) menganggap transfer Minamino tidak lebih dari langkah bisnis Liverpool untuk mengekspansi pasarnya di Jepang khususnya dan Asia pada umumnya.

Read More

Bayangkan berapa banyak penjualan jersey bersematkan nomor punggung 18 dan nama Minamino yang akan diperoleh Liverpool selepas ini. Nyatanya prasangka bisnis memang akan muncul jika sebuah klub mendatangkan pemain dari sebuah negara yang punya potensi pasar dan dianggap minim prestasi sepak bola.

Namun, tentu naif dan tak adil jika melihat Minamino hanya dari nilai bisnisnya semata, lantas mengabaikan betapa Minamino sudah menjadi incaran Liverpool dan khususnya sang manajer Juergen Klopp sejak beberapa tahun lalu.

Ketertarikan itu kemudian “dibayar” Minamino dengan penampilan gemilang nan menjanjikan yang ia perlihatkan dalam dua kali kesempatan membela Salzburg menghadapi Liverpool di penyisihan Grup E Liga Champions musim ini. Minamino mengemas satu gol dan satu assist dalam pertemuan pertama di Anfield yang berakhir dengan kemenangan Liverpool 4-3 pada 2 Oktober 2019.

Lantas dua bulan kemudian Minamino seharusnya mencetak satu gol lagi dalam pertemuan kedua di Red Bull Arena, Austria, jika saja kiper terbaik di dunia saat ini Alisson Becker tak mengawal gawang Liverpool di pertandingan tersebut. Minamino memanfaatkan betul kesempatan 185 menit tampil menghadapi Liverpool demi melempangkan jalannya menuju Anfield.

Senyum Klopp Sarat Isyarat

Klopp dikenal sebagai pelatih ekspresif yang begitu jarang menyembunyikan emosinya di tepi lapangan baik ketika masih menangani Borussia Dortmund maupun saat sudah menukangi Liverpool.

Di semifinal Piala Dunia Antarklub kemarin misalnya, Klopp tak segan-segan menjulurkan lidahnya ke arah manajer Monterrey Antonio Mohamed yang kerap melancarkan protes. Keduanya belakangan diganjar kartu kuning oleh wasit Roberto Tobar.

Klopp juga tak mampu menyembunyikan ekspresinya di Anfield saat Liverpool menjamu Salzburg dalam pertandingan kedua penyisihan Grup E Liga Champions pada 2 Oktober silam.

Liverpool unggul 3-1 saat turun minum, namun dalam kurun waktu empat menit Salzburg menyamakan kedudukan 3-3 dan kedua gol itu berkaitan erat dengan satu nama, Takumi Minamino.

Minamino lebih dulu memperkecil ketertinggalan dengan mencetak gol lewat tendangan voli menyambut umpan silang Hwang Hee-chan pada menit ke-56.

Lantas empat menit kemudian Minamino melepaskan umpan tarik yang mudah saja disontek Erling Haaland untuk mengubah kedudukan menjadi 3-3. Alih-alih marah-marah karena rusaknya konsentrasi para pemain Liverpool yang membiarkan keunggulan dua gol raib begitu saja, Klopp malah terlihat tersenyum di tepi lapangan. Sekali lagi, tersenyum.

Liverpool pada akhirnya bisa memenangi pertandingan berkat gol kedua Mohamed Salah di laga itu, namun senyum Klopp menjadi salah satu sorotan dalam analisis purnalaga.

Banyak pihak setuju bahwa senyum Klopp muncul sebagai bukti bahwa pria Jerman itu memang penikmat sepak bola sejati, yang bahkan bisa menikmati situasi kejar mengejar yang mungkin merugikan timnya sendiri.

Ada juga yang menghubung-hubungkan senyum Klopp kepada sosok Haaland, remaja yang mendapat sorotan dari tim-tim elit Eropa atas kemampuannya menyarangkan bola ke gawang lawan.

Namun, jika mempertimbangkan apa yang terjadi hari ini, sungguh wajar apabila ada orang yang memaknai senyum Klopp pada malam itu sebagai sebuah kesenangan menyaksikan Minamino beraksi di Anfield, tempat yang akan ia warnai mungkin untuk beberapa tahun ke depan.

Klopp tidak berada di pusat latihan Liverpool di kawasan Melwood ketika Minamino rampung melakukan perkara normatif kepindahannya berupa sesi foto maupun wawancara perdana. Minamino hanya bertemu Fabinho, tetapi pesan dari Klopp tiba dengan paket kilat dari Qatar.

“Ini sungguh kabar yang menggembirakan, rekrutan yang luar biasa. Kami sangat, sangat senang tentang ini,” kata Klopp dilansir laman resmi Liverpool setelah pengumuman kedatangan Minamino.

“Suporter kami sudah berkesempatan menyaksikannya dari dekat baru-bau ini, jadi saya tidak perlu menyebut satu per satu kemampuan Minamino yang sudah mereka lihat sendiri,” ujarnya melengkapi.


Firmino-Esque

Minamino punya kemampuan serbabisa untuk mengisi hampir semua posisi di lini depan sebuah tim, sebagaimana dilakukannya selama lima tahun membela Salzburg dan menjuarai Bundesliga Austria setiap musimnya.

Di Liga Champions musim ini, Minamino lebih banyak beroperasi sebagai sayap ataupun penyerang lubang dan hal itu mengantarkan pemain Jepang berusia 24 tahun itu membukukan dua gol dan tiga assist.

Catatan itu jelas berpeluang untuk bertambah, mengingat regulasi anyar UEFA menghapuskan aturan cup-tied atau pemain yang sudah tampil di klub lain untuk membela klub barunya di Liga Champions selepas bursa transfer Januari.

Minamino jelas bisa tampil membela Liverpool dalam upaya The Reds mempertahankan gelar juara Liga Champions, diawali dengan menghadapi Atletico Madrid di babak 16 besar, pada Februari 2020.

Lantas di mana Minamino bisa memainkan peran terbaiknya? Jika menilik dua penampilan melawan Liverpool, pembanding terbaik bagi legiun Jepang itu adalah sosok rekan barunya asal Brazil, Roberto Firmino.

Firmino adalah salah satu pemain yang paling piawai untuk memainkan peran false nine di Liverpool. Ia memancing bek-bek tengah lawan untuk keluar dan membuka ruang bagi Sadio Mane ataupun Mohamed Salah menusuk dari sisi kiri maupun kanan.

Namun, di luar peran false nine, ada satu hal lain yang begitu lekat dengan sosok Firmino di Liverpool yakni determinasi untuk merebut bola dan menghentikan serangan lawan sejauh mungkin dari area pertahanan timnya sendiri. Firmino hampir bisa dibilang punya kemampuan sebagai bek terdepan Liverpool.

Minamino dalam hal ini punya etos kerja yang hampir bisa membuatnya disamakan dengan Firmino. Minamino melahap sekira 66,8 kilometer dalam enam pertandingan fase penyisihan Grup E Liga Champions bersama Salzburg.

Ia juga 40 kali merebut penguasaan bola dari lawan dalam enam pertandingan tersebut atau terbanyak di antara jajaran pemain depan di Liga Champions. Bahkan boleh dibilang Minamino adalah penampil terbaik di atas lapangan ketika Salzburg dikalahkan Liverpool di kandangnya sendiri dalam pertemuan kedua.

Kedatangan Minamino boleh jadi akan memberikan kesempatan bagi Firmino untuk beristirahat lebih banyak di tengah kepadatan jadwal yang kian menyergap Liverpool. Ketika Firmino beristirahat, Klopp mungkin tidak perlu lagi khawatir ia bakal kehilangan pemain yang membantu pertahanan sejak di lini depan. Terlepas dari di mana Minamino akan ditempatkan oleh Klopp nantinya, yang jelas pembelian Liverpool kali ini menandai pemangkasan “tengkulak” dari transfer mereka.

Sadio Mane dan Naby Keita adalah dua produk akademi Salzburg yang harus diperoleh Liverpool dari tim “tengkulak”, masing-masing Southampton dan RB Leipzig. Walhasil, harga keduanya berbilang puluhan juta poundsterling, sedangkan Minamino direkrut Liverpool langsung dari Salzburg.

Laporan media-media Inggris menyebut Liverpool hanya perlu memenuhi klausul batas bawah pembelian dalam kontrak Minamino yakni 7,5 juta poundsterling, jauh lebih murah dibandingkan 34 juta poundsterling yang dikeluarkan untuk membeli Mane dari Southampton ataupun 52,75 juta poundsterling yang dibayarkan ke Leipzig demi mendapatkan Keita.

Sekali lagi, aspek bisnis memang bukan yang utama dalam transfer Minamino ke Liverpool. Namun, jika Klopp bisa menduplikasi keberhasilan transfer Mane, Mohamed Salah, Virgil van Dijk, Fabinho dan Alisson untuk kasus Minamino, jelas legiun Jepang itu bakal jadi salah satu pembelian bersejarah berhiaskan raihan positif bagi Liverpool. (ant)

Related posts

Leave a Reply