Hasil survei menyebutkan bahwa kaum muda berusia antara 17-29 tahun dan masyarakat berpendapatan menengah hingga rendah berpotensi mendominasi arus mudik pada musim Lebaran 2020 pada bulan Mei mendatang meskipun di Indonesia masih terjadi pandemi COVID-19.
Berdasarkan hasil survei daring tentang perilaku mudik dari Katadata Insight Center (KIC) yang dikutip di Jakarta, Selasa, sebanyak 2.437 responden di seluruh provinsi Indonesia tercatat 12 persennya menyatakan ingin tetap mudik dan hampir separuhnya berstatus sosial ekonomi pendapatan menengah-rendah.
Direktur Riset Katadata Insight Center Mulya Amri mengatakan pada masa pandemi COVID-19 yang mengharuskan pembatasan sosial dan jarak fisik seperti saat ini, kaum usia muda dan penghasilan rendah rentan mengalami penurunan pendapatan atau bahkan PHK.
Survei terhadap 2.437 responden pengguna internet di seluruh provinsi ini mencatat mayoritas responden atau 63 persen tidak akan mudik pada Lebaran tahun ini, 12 persen menyatakan ingin mudik, 21 persen belum mengambil keputusan dan 4 persen lainnya lebih dahulu pulang kampung.
Gelombang pulang kampung sudah dimulai sejak kasus pertama pandemi corona di Indonesia yaitu pada periode 1-5 Maret dan meningkat tajam saat pemerintah mengeluarkan seruan pembatasan aktivitas di luar rumah (social distancing) pada 16-20 Maret 2020.
Mayoritas pemudik berstatus pelajar atau mahasiswa 39,4 persen diikuti oleh karyawan swasta 23,1 persen. Selain itu, survei ini juga menemukan pekerja sektor informal seperti pedagang kecil, penjaga toko, pekerja dan pemilik warung makan juga sudah mudik lebih dulu.
Menurut Mulya, profil masyarakat yang pulang kampung lebih dulu berbeda dengan yang bakal mudik menjelang Lebaran nanti. “Hampir 50 persen responden yang tetap akan mudik meski sedang pandemi COVID-19 beralasan rindu pada kampung halaman dan keluarganya (47,2 persen) menjadi alasan utam. Sedangkan 39,3 persen yakin dirinya negatif corona, dan 16,9 persen yakin dirinya tak akan menularkan corona.”
Hasil survei juga menunjukkan hampir separuh calon pemudik berencana menggunakan kendaraan pribadi 47,3 persen. Sedangkan persentase yang menggunakan transportasi umum, yaitu pesawat terbang 24,2 persen, dan sisanya kereta api, bus, mobil travel dan sebagainya.
Calon pemudik kebanyakan menuju Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Yogyakarta. Di Jawa Tengah dan Jawa Barat, pergerakan mudik juga berasal dari kabupaten-kota di dalam provinsi.
Mulya mengatakan profil dan faktor yang mempengaruhi mudik dapat jadi masukan pemerintah untuk menahan laju orang yang berpindah dari “red zone” corona ke wilayah lain. “Temuan bahwa laki-laki dan kaum muda cenderung ingin mudik atau belum memutuskan, serta yang berpenghasilan menengah ke bawah, bisa digunakan untuk merumuskan strategi,” katanya.