Sri Mulyani, Sosok Kartini Penjaga Fiskal di Era Modern

JAKARTA, Barangkali pada saat sekarang ini tidak ada pemimpin dunia atau lembaga multilateral yang mampu tidur nyenyak di malam hari.

Pasalnya, untuk pertama kalinya dalam sejarah masyarakat global modern saat ini kerja keras menghadapi pandemi virus COVID-19 yang tidak mengenal batas negara.

Read More

Situasi ini menyebabkan persoalan kesehatan dan pangan yang serius dan berpotensi menyebabkan terjadinya resesi ekonomi global.

Kondisi tersebut membuat salah satu wanita paling berpengaruh di dunia saat ini, Kristalina Georgieva menjadi sangat sibuk.

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) itu, harus membuat keputusan strategis dalam masa sulit, terutama menyangkut nasib negara-negara berkembang yang rentan terdampak.

Salah satu kebijakan itu adalah memberi kapasitas pembiayaan hingga triliunan dolar AS kepada negara maju dan berkembang agar persoalan COVID-19 cepat teratasi dan ekonomi dunia tidak kolaps. “This is a moment that tests our humanity. It must be met with solidarity,” katanya.

Sosok wanita yang pintar dan tangguh di IMF tidak hanya terpancar dari Georgieva, karena Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath juga seorang perempuan.

Sebelumnya, lembaga multilateral yang bermarkas di Washington DC ini pernah dipimpin oleh wanita hebat lainnya yaitu Christine Lagarde yang sekarang menjabat Presiden Bank Sentral Eropa.

Di Indonesia, kita memiliki sosok wanita hebat dan berpengaruh di tingkat global karena keahlian yang dimilikinya yaitu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Selama bertahun-tahun belum pernah ada sosok wanita dalam tim ekonomi di kabinet yang sangat berpengaruh seperti Sri Mulyani.

Memiliki keilmuan dalam ekonomi makro, Sri Mulyani memiliki segudang pengalaman dan keahlian yang telah diakui oleh dunia internasional.

Sosok kelahiran Bandar Lampung 26 Agustus 1962 ini juga berpengalaman untuk mengelola keuangan negara secara tata kelola, prudent dan akuntabel.

Sri Mulyani juga memiliki kecakapan dalam menghadapi krisis keuangan pada 2008 meski situasi saat ini pemicunya bukan karena persoalan di sistem finansial global.

Ketika itu, salah satu keputusan paling penting yang muncul dari Sri Mulyani sebagai Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) adalah menetapkan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik.

Kepemimpinan

Kepemimpinan Sri Mulyani makin teruji ketika menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia pada Mei 2010 dan bertanggung jawab atas operasional di institusi internasional ini

Tugas Sri Mulyani waktu itu adalah menjalin kerja sama dengan negara-negara klien dan negara-negara anggota untuk menempatkan strategi yang sesuai guna mengatasi tantangan pembangunan baru.

Selain itu, ia juga memimpin Dewan Penasehat Kelompok Bank Dunia terkait Gender dan Pembangunan yang menyatukan para pemimpin global dan ahli tentang isu-isu gender, termasuk dari sektor swasta.

Tema-tema seperti ini menjadi salah satu pokok pembahasan penting ketika Indonesia menjadi tuan rumah Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Bali pada Oktober 2018.

Setelah kembali ke Indonesia, Ibu Ani yang kembali masuk kabinet, untuk menghadapi tantangan global yang semakin beraneka ragam.

Kondisi ekonomi global yang mengalami ketidakpastian dalam dua tahun terakhir karena adanya perang dagang dan geopolitik dalam dua tahun terakhir, menjadi semakin abu-abu.

Sri Mulyani menceritakan seluruh dunia saat ini sedang menghadapi tantangan baru berupa krisis kesehatan dan kemanusiaan akibat makin tingginya penyebaran COVID-19

Oleh karena itu, apabila penanganan wabah ini terlambat, maka dampaknya bisa mempengaruhi kondisi sosial maupun ekonomi di masyarakat.

“Reaksi seluruh negara menjadi penting, kalau negara-negara ini tidak bersatu dan saling gontok-gontokan maka suasana akan makin memburuk,” ujar ibu tiga anak ini.

Untuk itu, keputusan yang mungkin tidak populer bagi keberlangsungan APBN harus dilakukan karena hal ini sangat menyangkut hajat hidup orang banyak.

Melalui penerbitan Perppu Nomor 1 Tahun 2020, pemerintah memutuskan untuk memperlebar defisit anggaran 5,07 persen terhadap PDB untuk stimulus senilai Rp405 triliun.

Fokus pemberian stimulus itu adalah penanganan kesehatan COVID-19, pemberian bantuan sosial bagi masyarakat terdampak dan insentif bagi pelaku usaha.

Hari Kartini

Seiring dengan Hari Kartini, Sri Mulyani ikut mengenang perjuangan Kartini yang peduli terhadap nasib perempuan dan anak-anak seabad yang lampau.

Meski harus menghadapi tantangan adat dan sosial kultural, halangan itu tidak menghambat Kartini untuk memajukan kaumnya dan menjadi pahlawan bangsa dan kemanusiaan.

“Warisan Kartini dalam bentuk kepedulian dan peri kemanusiaan yang adil dan beradab tidak pernah musnah. Pemikirannya yang maju, jauh melampaui waktu saat itu, abadi dan lekat dengan kita semua,” ujarnya.

Menurut dia, semangat Kartini itu patut dicontoh bagi siapapun dalam berbuat yang terbaik bagi keluarga, komunitas, bahkan negara, terutama dalam keadaan sulit seperti ini.

“You can always do good think for your family, your community and your country. Never try to find any excuses to do good things for others,” ujarnya.

Sri Mulyani juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan terhadap tenaga medis yang sudah membaktikan dirinya dan menyelamatkan nasib manusia dalam menghadapi ancaman COVID-19.

Menurut dia, dinding-dinding rumah yang dulu tidak menghalangi Kartini seharusnya menjadi inspirasi dan tidak menghambat kepedulian kita terhadap sesama manusia dan bagi alam semesta.

“Sudahkah kita semua peduli? Selamat memperingati semangat Hari Kartini. Semoga anda semua dan kita semua bisa menjadi pahlawan kemanusiaan,” ujarnya dalam laman instagram. (ant)

Related posts

Leave a Reply