JAKARTA, Penunjukan Ray Dalio, konglomerat asal Amerika Serikat dan pendiri Bridgewater Associates, sebagai anggota Dewan Penasihat Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, menjadi perhatian besar media asing. Bergabungnya Dalio diumumkan oleh CEO Danantara, Rosan Roeslani, pada Senin (24/3/2025) di Gedung CIMB Niaga, Jakarta. Penunjukan ini menambah sorotan terhadap struktur dan tujuan Danantara yang dipimpin langsung oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Rosan Roeslani menyebutkan bahwa susunan pengurus Danantara terdiri dari para profesional terbaik di bidangnya. “All professional, tidak ada titipan-titipan, semua adalah yang terbaik di bidangnya dan global,” ujar Rosan dalam keterangan yang dikutip dari Antara.
Meskipun pengumuman ini menunjukkan keseriusan Danantara dalam menciptakan badan investasi yang kredibel, beberapa media internasional seperti Fortune, Reuters, dan Financial Times memberikan perhatian khusus terhadap dampak keputusan tersebut pada ekonomi Indonesia, serta ketidakpastian yang muncul di kalangan investor.
-
Media bisnis asal Amerika Serikat ini mengungkapkan bahwa Danantara berharap kehadiran Ray Dalio dapat meredakan kekhawatiran pasar yang sedang mengalami aksi jual besar-besaran, terutama di Indonesia. Pasar saham Indonesia sempat anjlok ke titik terendah dalam empat tahun terakhir. Fortune juga menyoroti pengalaman Dalio yang luas di pasar Asia, khususnya di China, sebagai nilai tambah untuk Danantara.
Namun, Fortune juga mencatat adanya kekhawatiran investor mengenai pengawasan dan tata kelola di dalam Danantara, mengingat badan ini akan melapor langsung kepada Prabowo. Hal ini berpotensi menciptakan campur tangan politik dalam keputusan investasi yang dapat merugikan.
-
Kantor berita Inggris ini menganggap Danantara sebagai alat utama bagi Prabowo untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8 persen pada tahun 2029. Menurut Reuters, Ray Dalio akan mengemban peran penting dalam mengelola aset negara dan menginvestasikan kembali dividen BUMN. Dana ini dikatakan akan mengelola lebih dari 900 miliar dolar AS, dengan tujuan menyerupai model Temasek di Singapura.
Selain Dalio, Thaksin Shinawatra, mantan Perdana Menteri Thailand, juga masuk sebagai penasihat. Reuters mengungkapkan bahwa Dalio dan Thaksin akan menjadi figur penting dalam struktur Danantara yang memiliki misi besar untuk Indonesia.
-
Financial Times memfokuskan pemberitaannya pada ketidakpastian yang ditimbulkan oleh penunjukan Ray Dalio. Media ini mencatat bahwa kekhawatiran investor semakin besar karena adanya potensi campur tangan politik dalam keputusan investasi yang diambil oleh Danantara. Penunjukan Dalio, yang terjadi di tengah tekanan pasar saham Indonesia, tidak mampu meredakan kekhawatiran tentang transparansi dan tata kelola yang lemah.
Financial Times juga mengutip analisis dari Charlie Linton, manajer portofolio Asia Pasifik di Ninety One, yang menyebutkan bahwa investor asing akan lebih berhati-hati dengan kebijakan pemerintah yang lebih populis di bawah kepemimpinan Prabowo.