JAKARTA, Bakal calon Wakil Gubernur (Bacawagub) Jakarta, Rano Karno, menyerukan agar warga Jakarta tetap terbuka dan menghormati semua calon pemimpin yang akan bertarung dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) mendatang. Menurutnya, sebagai tuan rumah, warga Jakarta harus siap menerima siapa pun yang datang, sambil tetap menjaga nilai-nilai budaya dan kesopanan yang sudah menjadi ciri khas kota ini, terutama budaya Betawi.
“Ya, setiap pilihan itu kan konsekuensi. Tapi, enggak usahlah kita ekstrem dalam menolak. Sebagai tuan rumah, kita harus menerima tamu,” ujar Rano saat berbicara di hadapan wartawan di Aula RT 17 RW 13, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, Sabtu (7/9/2024).
Rano menekankan pentingnya tamu yang berkunjung untuk tetap menunjukkan sikap sopan santun. Dia mengaitkan nilai-nilai tersebut dengan tradisi Betawi yang menjadi salah satu akar budaya Jakarta. Dalam contoh nyata, ia menyoroti kehadirannya bersama Charles Honoris, anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, yang turut menemani dalam kunjungan tersebut.
“Tamu harus kasih tahu bahwa mau datang. Jadi enggak kaget. Kalau saya enggak minta tolong Bang Charles, datang ke sini tiba-tiba, bisa bubar nih kampung,” selorohnya sambil menekankan pentingnya koordinasi dan komunikasi yang baik dalam setiap kunjungan, baik dari pihak calon maupun masyarakat.
Pernyataan Rano ini muncul di tengah sorotan terhadap insiden yang menimpa Bakal calon Gubernur (Bacagub) Jakarta, Ridwan Kamil (RK), yang mendapat teriakan penolakan saat melakukan ziarah ke Makam Mbah Priok, Jakarta Utara, pada Kamis (5/9/2024). Dalam video yang viral di media sosial, terdengar suara-suara yang memintanya untuk turun dan menyebut nama mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan.
Rencana Pertemuan Dengan Jokowi
Dalam kesempatan yang sama, Rano Karno juga membahas rencana bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah masa jabatannya berakhir. Rano menjelaskan bahwa pertemuan itu bertujuan untuk membahas permasalahan Jakarta bersama dengan para mantan Gubernur. Ia menegaskan bahwa diskusi bersama para mantan pemimpin kota ini adalah upaya untuk membangun Jakarta secara berkesinambungan.
“Kita lagi minta waktu untuk ketemu sama mantan-mantan Gubernur, karena Jakarta harus dibangun berkesinambungan, nggak bisa sendiri-sendiri,” jelasnya.
Pasangan Rano, Pramono Anung, telah melakukan pertemuan dengan beberapa mantan gubernur, seperti Fauzi Bowo dan Sutiyoso. Pramono dan Rano juga berencana menemui Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), serta mantan Gubernur Jakarta lainnya.
‘Si Doel’ Sentil Pilihan Kotak Kosong
Selain fokus pada ajakan untuk menjaga keterbukaan, Rano Karno juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat dalam bentuk pengenalan dirinya sebagai Bacawagub di sebuah bazar minyak murah di Kapuk, Cengkareng. Dalam kesempatan itu, ia menyinggung kekhawatiran masyarakat Jakarta yang hampir saja dihadapkan pada pilihan kotak kosong atau calon yang tidak dikenal.
“Bayangin, kemarin hampir kita dianggap ‘pakaian kotor’ yang mau dimasukin ke kotak kosong. Mau dipimpin yang nggak kita kenal? Nyari RT aja mesti kita kenal,” ujarnya dengan nada tegas.
Dalam sosialisasinya, Rano juga memperkenalkan sosok Pramono Anung sebagai Bacagub Jakarta yang dianggap memiliki kemampuan hebat dalam menata pemerintahan, meskipun namanya belum terlalu dikenal oleh masyarakat Jakarta.
Lebih jauh, Rano menekankan bahwa Jakarta harus dibangun dengan strategi yang matang dan berkesinambungan, tidak bisa hanya bergantung pada satu periode kepemimpinan saja. Ia mengungkapkan bahwa jika dirinya dan Pramono terpilih, mereka sudah memiliki rencana dan strategi yang jelas untuk memajukan Jakarta.
“Nah, Mas Pramono jaga terminal. Gue sopir opletnye, jalan ke bawah. Ini istilahnya, mohon doa. Dukungan nanti. Karena nomor belum ada ya. Entar kalau ada nomor, baru dukung si Dul,” candanya, mengundang tawa dari para warga yang hadir.
Dalam kesempatannya, Rano juga meminta doa restu dari masyarakat agar pasangan mereka bisa memimpin Jakarta dengan baik. Baginya, dukungan dari masyarakat sangat penting, namun hal itu baru bisa disampaikan secara formal setelah nomor urut calon sudah ditetapkan.