JAKARTA, Komitmen PT Pertamina (Persero) memperluas distribusi energi hingga pelosok negeri mendapat apresiasi dari Anggota Komisi XII DPR RI, Nurwayah. Ia menilai kehadiran program BBM Satu Harga, Pertashop, dan jaringan LPG hingga ke wilayah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) menjadi bukti nyata pemerataan energi bagi seluruh rakyat Indonesia.
Hingga tahun 2025, Pertamina mencatat telah membangun 15.345 titik distribusi BBM dan 269.096 pangkalan LPG di 38 provinsi. Selain itu, sejak 2017 sampai 2024, perusahaan energi milik negara tersebut menghadirkan 573 lembaga penyalur BBM Satu Harga di berbagai daerah. Program ini memastikan harga BBM di wilayah terpencil setara dengan harga di perkotaan.
“Langkah Pertamina ini harus diapresiasi. Menembus daerah 3T tentu bukan hal mudah, tetapi justru di situlah kehadiran negara dibutuhkan. Keadilan energi ini selaras dengan amanat sila kelima Pancasila,” kata Nurwayah saat dimintai tanggapan oleh awak media, Senin (22/9/2025).
Adapun distribusi BBM Satu Harga tersebar di sejumlah wilayah, meliputi 86 titik di Sumatra, 112 titik di Kalimantan, 60 titik di Sulawesi, 102 titik di Nusa Tenggara, 87 titik di Maluku, 121 titik di Papua, serta lima titik di Jawa dan Bali. Menurut Nurwayah, sebaran tersebut menunjukkan komitmen kuat pemerintah melalui Pertamina untuk menghadirkan energi yang merata.
Selain BBM Satu Harga, Pertamina juga mengembangkan jaringan Pertashop di pedesaan. Program ini tidak hanya menyediakan akses BBM berkualitas, tetapi juga menghadirkan produk non-subsidi seperti Pertamax 92 dan Bright Gas.
“Pertashop bisa menjadi motor tumbuhnya ekonomi desa karena mendekatkan akses energi sekaligus membuka peluang usaha kecil dan menengah,” ujar Nurwayah.
Di sektor LPG, Pertamina meluncurkan program One Village One Outlet (OVOO). Hingga kini, tercatat 70.448 desa dan kelurahan atau sekitar 98 persen wilayah Indonesia telah memiliki pangkalan LPG.
Nurwayah menyebut program ini sangat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan energi rumah tangga dengan harga yang lebih terjangkau.
Menurutnya, ketersediaan energi murah dan merata menjadi fondasi penting bagi pertumbuhan ekonomi lokal. Dengan pasokan yang terjamin, aktivitas masyarakat, mulai dari rumah tangga hingga pelaku UMKM, dapat berjalan lebih produktif.
“Energi tidak sekadar komoditas, melainkan penopang utama daya saing ekonomi nasional,” ucap Legislator dari Partai Demokrat ini.
Pertamina menegaskan, berbagai upaya distribusi energi dilakukan berdasarkan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG). Perusahaan juga berkomitmen mendukung target transisi energi menuju net zero emission 2060, sejalan dengan agenda Sustainable Development Goals (SDGs).
Menutup pernyataannya, Nurwayah berharap Pertamina terus memperluas jangkauan distribusi, khususnya di daerah dengan akses terbatas.
“Energi adalah hak rakyat. Upaya yang dilakukan Pertamina ini menjadi bukti kehadiran negara sekaligus fondasi pembangunan yang lebih berkeadilan,” pungkas Nurwayah.