Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, pembenahan kawasan dan pembangunan fasilitas-fasilitas Pulau Komodo harus terintegrasi dengan Pulau Rinca, yang masih termasuk ke dalam Kawasan Taman Nasional Komodo.
Saat ini di Pulau Komodo kurang lebih ada 1.700 komodo dan di Pulau Rinca kurang lebih ada 1.040 komodo. Untuk itu, Presiden meminta agar betul-betul dihitung daya dukungnya.
“Jangan sampai kita loss, bukan hanya urusan turisme tapi tidak juga melihat bahwa ini adalah kawasan konservasi,” kata Presiden Jokowi menjawab wartawan saat mengunjungi Pulau Rinca, di kawasan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (11/7) pagi.
Menurut Presiden, nantinya akan dibuat desain besar, rancangan besar, mana yang untuk turis, mana yang untuk konservasi. Mana yang dikuota, mana yang tidak.
“Kita ingin nanti misalnya Pulau Komodo betul-betul lebih ditujukan untuk konservasi sehingga turis di situ betul-betul kita batasi, ada kuota, bayarnya mahal. Kalau enggak mampu bayar enggak usah ke sana. Misalnya seperti itu, tapi mau lihat Komodo juga masih bisa di Pula Rinca,” ujar Presiden Jokowi.
Rancangan besar ini, menurut Presiden, sebentar lagi akan dibuatkan Rapat Terbatas sehingga grand desainnya itu betul-betul sambung antara Labuan Bajo, Pulau Rinca, Pulau Komodo, dan lautnya.
“Semuanya harus didesain dengan baik dan dikerjakan tidak parsial. Kita ini senangnya mengerjakan parsial, anggaran setahun Rp200 juta, Rp500 juta, jadi mau buat apa gitu. Jadi betul-betul dirancang, uang sekali keluar tapi dirancang, direncanakan, dan betul-betul dari turun di bandara sampai ke tempat-tempat tujuan ini betul-betul kelihatan sambung semuanya kira-kira itu,” tegas Presiden Jokowi.
Saat ditanya apakah dengan demikian Taman Nasional Komodo akan ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus, Presiden Jokowi tegas menjadi tidak perlu. Menurut Presiden, yang penting pembenahan kawasan ini dikerjakan dengan baik.
Presiden mengisyaratkan, nantinya Pulau Komodo akan dibuat lebih eksklusif, namun Pulau Rinca tidak. Tapi tetap ada kuotanya. Rinca pun, lanjut Presiden, tetap punya hitungan daya dukung, berapa turis yang datang.
“Enggak mungkin kita buka silakan, silakan, enggak ada seperti itu,” ujar Presiden Jokowi seraya menambahkan, bahwa ini adalah taman nasional. Jadi urusan lingkungan juga harus menjadi kalkulasi, menjadi hitungan.
Kepala Negara menargetkan semua pembenahan itu akan selesai maksimal dua-tiga tahun, karena ini pekerjaan berat. “Jadi saat bandaranya jadi, runway-nya jadi, hotel-hotel mulai jadi, di sini juga siap,” pungkasnya.
Mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan itu antara lain Ibu Negara Iriana, Mensesneg Pratikno, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi K. Sumadi, dan Gubernur NTT Viktor Laiskodat.