JAKARTA, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan komitmennya dalam menjaga integritas dan disiplin di jajaran kabinet. Dalam pidato wisuda Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) di Bandung, Prabowo menyampaikan cara dirinya menegur hingga mengambil langkah tegas terhadap para menteri atau pembantu presiden yang dianggap “nakal”.
“Anak buah saya hebat-hebat, kalau ada satu, dua nakal, saya peringati. Satu kali peringatan masih nakal, dua kali peringatan, tiga kali, apa boleh buat reshuffle, harus diganti,” tegas Prabowo di hadapan para wisudawan, Sabtu (18/10).
Pernyataan ini menjadi sinyal kuat bahwa reshuffle kabinet bisa terjadi bila ada menteri yang tidak sejalan atau tidak menunjukkan etika dan kinerja yang baik, meskipun Prabowo tidak menyebut nama secara spesifik.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo juga menyampaikan pesan moral kepada para wisudawan sebagai generasi penerus bangsa. Ia mengajak mereka untuk setia pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan tetap berada di jalan kebenaran meski penuh tantangan.
“Anak-anak muda ini harus pilih jalan kebenaran, meski penuh kesulitan. Jalan menegakkan keadilan tidak mudah,” kata Prabowo.
Ia mengingatkan agar generasi muda tidak tergoda oleh jalan pintas menuju kekayaan, seperti melalui korupsi, menipu, mencuri, atau berbohong, yang menurutnya merupakan bentuk pengkhianatan terhadap cita-cita bangsa.
Presiden juga menyoroti tantangan zaman modern, terutama terkait penyalahgunaan teknologi. Ia mengaku ikut bertanggung jawab dalam mencegah penyebaran kebencian dan fanatisme melalui platform digital.
“Saya pun diminta untuk ikut berperan bagaimana caranya kita mengurangi kebencian, mengurangi kecurigaan, fanatisme, dogmatisme,” ujarnya.
Menurut Prabowo, hal-hal seperti fanatisme, dogmatisme, dan kecurigaan berlebihan dapat menjadi pemicu konflik sosial bahkan perang, baik di dalam negeri maupun antarnegara.
Di akhir pidatonya, Prabowo menekankan pentingnya sikap waspada dan cerdas dalam menghadapi masa depan. Ia mengingatkan bahwa sifat bangsa Indonesia yang terlalu ramah dan baik bisa menjadi kelemahan jika tidak disertai kewaspadaan.
“Jangan mudah dibohongi karena ciri khas bangsa Indonesia adalah bangsa yang terlalu ramah, terlalu baik, lugu,” tutup Prabowo.