Pola Hidup Sehat Dapat Cegah Diabetes Melitus

PADANG, Sejak didiagnosa menderita diabetes melitus tipe 2 sejak tiga bulan lalu Kurniawan mulai mengubah gaya hidup dan kebiasaannya makannya. Kini, warga Padang dengan bobot 95 kilogram tersebut mulai rajin berolahraga minimal tiga kali sepekan.

Ia memilih olahraga jalan kaki dan pada hari biasa sepulang kerja dan setiap hari Minggu pagi ia rutin berolahraga di area bebas kendaraan di Jalan Khatib Sulaiman Padang. Pria tiga anak tersebut pada sebelum menikah memiliki berat badan 60 kilogram dan setelah itu melonjak menjadi 95 kilogram.

Bekerja sebagai pegawai swasta yang banyak duduk di kantor membuat dia jarang beraktivitas fisik. Kondisi ini diperparah oleh hobinya suka makan dan berburu kuliner, ini semakin lengkap dengan tinggal di Padang yang memiliki beragam sajian kuliner.

Ia pun gemar mengikuti instagram seputar info kuliner terbaru yang menyajikan beragam makanan yang enak dan enak sekali. Kurniawan, sebelum didiagnosa DM tipe 2 membuka pagi dengan meminum segelas teh manis di rumah sebelum berangkat ke kantor.

Ia kemudian memilih sarapan di perjalanan menuju kantor dengan menyantap lontong sayur atau soto Padang tak lupa ditemani segelas minuman khas Minang teh telur. Tiba di kantor biasanya sekitar jam 10.00 WIB ia pun kerap menyantap gorengan yang tersedia di warung depan kantor.

Jam makan siang adalah waktu yang ditunggu karena ia biasanya akan berburu beragam kuliner mulai dari nasi Padang yang kaya akan lauk nan lezat. Kalau bungkus porsinya lebih besar dan tentu saja bergelimang kuah santan.

Selepas ashar terkadang ia menyantap camilan atau makanan yang dipesan lewat ojek daring. Dan tiba di rumah makan malam pun terhidang dengan berbagai menu dan ditutup dengan minum segelas kopi. Akhirnya karena pola makan yang tidak terkontrol dan kurang aktivitas serta jarang berolahraga membuat Kurniawan mengalami diabetes melitus tipe 2.

Sejak saat itu ia mulai mengubah kebiasaan suka makan menghindari konsumsi gula berlebih dan rajin berolahraga. “Memang lebih baik mencegah daripada mengobati, kesadaran hidup sehat perlu ditanamkan sejak dini,” ujarnya.

Diabetes Melitus tipe 2 merupakan penyakit yang disebabkan berkurangnya fungsi sel B pankreas dan resistensi insulin bersifat genetik.

Guru besar Ilmu Penyakit Dalam Universitas Andalas (Unand) Padang Prof Eva Decroli menyampaikan mereka yang memiliki sifat genetik, disertai keadaan lingkungan yang kurang baik, kelebihan berat badan, kurang olahraga dan makan berlebih akan mudah terjangkit DM tipe 2.

Ia menjelaskan ketika secara klinis tubuh tidak mampu lagi memproduksi insulin untuk mengompensasi peningkatan resistensi insulin maka terjadi keadaan toleransi glukosa terganggu atau disebut dengan prediabetes.

“Ketika resistensi insulin semakin meningkat dan fungsi sel B pankreas menurun maka terjadi fase awal prediabetes menjadi diabetes melitus tipe 2,” ujarnya pada orasi ilmiah pengukuhan guru besar tetap bidang Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Unand.

Ciri-ciri umun gejala diabetes melitus tipe 2 adalah keluhan berupa sering kencing, haus-haus, sering merasa lapar dan penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas.

Akan tetapi diagnosis diabetes melitus tipe 2 ditegakkan berdasarkan pemeriksaan kadar glukosa darah. Dalam perjalanannya diabetes melitus tipe 2 selalu diawali dengan prediabetes, yaitu faktor risiko mulai dari obesitas, riwayat keluarga dan pertambahan usia.

Pada tahap lanjut diabetes melitus bisa menimbulkan komplikasi penyakit seperti jantung diabetik, ginjal idabetik, mata diabetik, hati diabetik, pembuluh darah otak diabetik, kali diabetik hingga disfungsi ereksi, katanya.

Menurutnya diabetes melitus tipe 2 merupakan penyakit ancaman manusia pada abad 21 karena berdasarkan data WHO pada 2000 jumlah penderita di atas usia 20 tahun berjumlah 150 juta, namun pada 2025 akan membengkak jadi 300 juta orang dan pada 2030 diperkirakan mencapai 439 juta orang.

Di Indonesia biaya kesehatan terbesar tersedot pada penanganan penyakit jantung, gagal ginjal dan stroke yang semuanya didasari oleh adanya diabetes melitus tipe 2 sebelumnya, kata dia.

Olahraga 150 menit

Menurut Eva melaksanakan olahraga secara rutin minimal 150 menit per pekan dapat mencegah terjangkit diabetes melitus tipe 2. “Memperbaiki kebiasaan buruk dengan gaya hidup sehat dan mengurangi asupan kalori efektif mencegah diabetes melitus tipe 2,” katanya.

Menurut dia melalui intervensi gaya hidup yang intensif dapat menurunkan insiden diabetes melitus tipe 2 sebesar 58 persen dalam tiga tahun. “Ini lebih baik daripada pencegahan dengan menggunakan obat-obatan, untuk olahraga 150 menit per minggu dapat dilakukan dengan berjalan kaki karena dapat membakar 700 kalori per minggu,” katanya.

Selain itu menyampaikan upaya pencegahan lainnya yang dapat dilakukan adalah menurunkan berat badan minimal tujuh persen. Menurunkan berat badan berupa mengurangi makan dan meningkatkan aktivitas fisik akan mengurangi risiko diabetes pada orang yang kelebihan berat badan, katanya.

Ia memberi saran diet untuk pencegahan diabetes diantaranya mediterania yaitu rendah kalori dan lemak. Diet tinggi kacang-kacangan, buah berry, dadiah, kopi dan teh berhubungan dengan penurunan risiko diabetes, sedangkan daging merah, gula , minuman manis berhubungan dengan peningkatan risiko diabetes melitus tipe 2, katanya.

Ia juga menyentil kebiasaan merokok yang dapat meningkatkan risiko diabetes melitus tipe 2. “Evaluasi terhadap kebiasaan merokok dan kampanye berhenti merokok harus dirutinkan dan diviralkan guna pencegahan diabetes,” kata dia. (ant)

Related posts

Leave a Reply