PANGKALPINANG – Menanggapi isu yang beredar mengenai akan adanya kenaikan harga menjelang Natal Tahun 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru), Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) Safrizal ZA gerak cepat langsung mengundang para pelaku usaha serta Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kep. Babel Edi Romdhoni dan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kep. Babel Tarmin, untuk mendiskusikan hal tersebut di Ruang Batu Rakit Rumah Dinas Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Jum’at (22/12/23).
“Pertemuan kita pada malam ini bertujuan untuk mendiskusikan, isu yang saya dengar dari pedagang di pasar. Katanya di tanggal 23 Desember ini, distributor mau menaikkan harga. Nah, makanya saya mau memastikan apakah benar kabar tersebut?” ujar Safrizal kepada para distributor daging sapi, daging ayam, dan telur.
Informasi tentang akan adanya gejolak harga yang kemungkinan akan terjadi tersebut, tentu akan meresahkan masyarakat Kep. Bangka Belitung, yang nantinya akan berimbas dengan perilaku masyarakat dalam berbelanja, yakni panic buying atau membeli barang-barang dalam jumlah berlebihan.
“Nah, kalau tau harga-harga kebutuhan dapur akan naik seperti ini, takutnya akan berpengaruh kepada masyarakat. Takutnya mereka jadi panic buying. Untuk itu, sebelum hal tersebut terjadi, saya ingin menanyakan hal tersebut kepada rekan-rekan semua. Kalaupun akan menaikkan harga, boleh tolong jelaskan kepada saya apa kendalanya,” kata Pria Kelahiran Tahun 1970 tersebut.
Pj Gubernur Safrizal meminta para distributor secara satu persatu untuk menjelaskan keadaan yang sebenarnya di lapangan, serta kendala-kendala yang mereka alami. Sama halnya dengan distributor di Pulau Belitung, mereka menjawab bahwa hingga saat ini mereka tidak ada menaikkan harga bahkan tidak ada niat pula untuk menaikkan.
“Kalau dari kami, stok kami normal, Pak. Tapi, memang rata-rata pedagang itu mengambil momen untuk menaikkan harga. Kalau kami sendiri, belum menaikkan harga sampai saat ini. Untuk ayam, dari kami itu Rp 19.000/Kg. Nah kalau udah di pedagang bisa sampai Rp 31.000/Kg,” ujar Ali dari PT Pelita Trijaya Bersinar Bangka.
Ali juga menambahkan bahwa penjualan daging ayam tersebut melewati empat rantai distribusi sebelum berada di tangan pembeli, yakni: distributor, agen, pemotong, dan pedagang. Untuk harga akan naik ataupun tidak, dikatakan Ali itu semua tergantung pedagangnya. Untuk pihaknya sendiri, setiap tahunnya sudah mengantisipasi stok agar tidak terjadi lonjakan harga, tujuannya agar terjangkau untuk masyarakat.
Mendengar tersebut, Pj. Gubernur Safrizal menyimpulkan bahwa ketersediaan bahan-bahan pokok seperti daging sapi, daging ayam, dan telur di Pulau Bangka tergolong aman. Sehingga, menurutnya tidak ada lagi alasan untuk menaikkan harga, apabila stok pun aman untuk satu hingga dua bulan kedepan.
“Berarti untuk stok semuanya aman ya? Sama halnya dengan 8 distribusor besar di Belitung, saya juga mau mengajak rekan-rekan untuk menyepakati bahwa tidak akan menaikkan harga di momen Nataru ini,” katanya.
Baik itu distributor daging sapi, maupun ayam dan telur, semua terkendala pada pakan untuk ayam dan sapi mereka. Hal ini dikarenakan, pakan yang dibutuhkan, tidak ada di Kep. Babel, dan harus dikirim dari luar provinsi. Akibatnya, kebanyakan distributor HPP-nya tergolong tinggi hingga mencapai Rp 21.000 untuk daging ayam. Sedangkan mereka menjual di angka Rp 19.000. Tak jarang para distributor pun mengaku tekor karena persoalan ini.
Permasalahan yang ada ini pun ditanggapi serius oleh orang nomor satu di Kep. Babel tersebut, belum lagi telur ayam di Kep. Babel kebutuhannya berada di angka 11.000 dan produksi lokal hanya mampu 4.000, tak ayal membuat Kep. Babel harus impor dari provinsi tetangga.
“Baiklah rekan-rekan semua, kendala terkait pakan ini akan kita bahas secara mendetail di lain pertemuan, untuk kita carikan solusinya bersama. Pak Kadis Edi, kalau bisa kita punya sendiri pengolah pakan untuk ternak, biar ongkos produksi distributor kita bisa lebih murah. Dan juga untuk telur, harapannya kita dukung untuk perbanyak pelaku usaha ayam petelur di Kep. Babel, jadi nggak perlu lagi dikirim dari luar,” tutupnya.