Pentingnya Kolaborasi, Cellica: Program CKG dan MBG Untuk Menuju Generasi Emas

Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Cellica Nurrachadiana (Kerudung Putih) saat menjadi pembicara di Dialektika Demokrasi di Ruang PPID, Nusantara I, Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (7/8/2025)

JAKARTA, Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Cellica Nurrachadiana, menegaskan pentingnya sinergi lintas sektor dalam menyukseskan dua program prioritas nasional, yakni Cek Kesehatan Gratis (CKG) dan Makan Bergizi Gratis (MBG).

Hal itu disampaikannya dalam diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk “CKG dan Gizi Gratis: Strategi Preventif Pastikan Generasi Indonesia Emas”, yang digelar Koordinatoriat Wartawan Parlemen (KWP), di Komplek Parlemen, Senayan, Kamis (7/8/2025).

Read More

Cellica menyebutkan bahwa dua mitra utama Komisi IX terkait program tersebut, yakni Kementerian Kesehatan dan Badan Gizi Nasional, memiliki peran strategis dalam mendukung visi besar Presiden Prabowo Subianto melalui program Asta Cita, khususnya poin keempat mengenai pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan kesetaraan gender.

“Kalau membangun fisik bisa dilakukan melalui perencanaan penganggaran dan pembangunan dalam jangka waktu tertentu dan relative tidak memerlukan waktu yang lama, namun membangun sumber daya manusia butuh waktu panjang, komitmen kuat, serta kolaborasi dari semua stakeholder, akademisi, pelaku usaha, komunitas, pemerintah, hingga media,” ujarnya.

Lebih lanjut, Cellica menyoroti program Cek Kesehatan Gratis yang kini tengah berjalan dan telah menjangkau 16 juta masyarakat Indonesia, sedangkan target peserta didik yang akan dilaksakan CKG sebesar 53 juta peserta didik yang menjadi upaya preventif yang sangat penting dalam mendeteksi dini potensi penyakit, terutama penyakit tidak menular pada anak-anak.

“Tenaga kesehatan kita turun langsung ke sekolah-sekolah, dari SD hingga SMA/SMK, untuk memeriksa kesehatan anak-anak. Ketika ditemukan risiko penyakit, harus ada penanganan cepat tidak hanya preventif, tetapi juga kuratif dan rehabilitatif termasuk bila ditemukan penyakit pada kategori umur lainnya,” jelas mantan Bupati Karawang itu.

Menurutnya, peran Puskesmas juga menjadi sangat krusial dalam ekosistem pelayanan kesehatan primer. Namun, Cellica mencatat adanya pergeseran fungsi Puskesmas dari promotif ke kuratif seiring meningkatnya beban layanan, terutama di wilayah urban seperti Karawang, Bekasi, dan Bandung, di mana kunjungan pasien bisa mencapai 100–150 orang per hari.

“Program ini tidak akan maksimal tanpa edukasi keluarga. Misalnya, pasien hipertensi harus rutin minum obat. Jadi, keluarga perlu diedukasi agar kepatuhan pengobatan berjalan dan beban pembiayaan kesehatan nasional bisa ditekan,” tegasnya.

Selain program CKG, Cellica juga menyoroti pentingnya MBG yang menjadi tanggung jawab Badan Gizi Nasional (BGN). Program yang menyasar kelompok prioritas seperti anak-anak usia dini (RA, PAUD), siswa SD, SMP, SMA/SMK, serta ibu hamil, menyusui, dan balita non-PAUD.

“Tujuannya adalah agar anak-anak kita tidak hanya makan kenyang, tapi juga sehat dan bergizi seimbang. Dengan intervensi gizi yang tepat sejak dini, kita ingin mencetak generasi 2045 yang cerdas, sehat lahir batin, dan bebas stunting,” papar legislator dari Dapil Jawa Barat VII ini.

Di akhir pernyataannya, Cellica mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama mengawal keberhasilan program CKG dan MBG sebagai fondasi dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045.

“Kolaborasi menjadi kunci. Program ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah pusat, tapi seluruh elemen bangsa,” pungkasnya.

Related posts

Leave a Reply