Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, akan memfasilitasi warga mendaftarkan diri untuk mengikuti program prakerja, antara lain dengan menyediakan komputer dan akses internet.
“Karena sulitnya masyarakat mengakses secara online (daring) makanya Bupati menginstruksikan agar kami membantu dan memandu pelayanan pendaftaran Kartu Prakerja, karena memang orang awam kesulitan (mendaftar), mencoba berkali-kali tetap tidak dapat masuk,” kata Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bekasi Suhup di Cikarang, Rabu.
Sesuai arahan Menteri Dalam Negeri, Suhup mengatakan, pemerintah daerah mesti menyediakan fasilitas berupa perangkat elektronik seperti komputer, tablet, atau telepon genggam serta akses internet serta membimbing warga yang hendak mendaftar menjadi peserta program prakerja.
“Maka dari itu kami siapkan mekanismenya, seperti menyediakan spot (titik) untuk mendaftar. Namun kami juga masih mengkaji seperti apa, terutama agar memenuhi standar protokol kesehatan pencegahan COVID-19,” katanya.
Ia mengatakan bahwa sekitar 24.000 warga Kabupaten Bekasi sudah mendaftarkan diri sebagai penerima manfaat program prakerja sebelum wabah COVID-19 datang. Namun dia belum tahu berapa banyak pendaftar yang disetujui menjadi penerima manfaat program.
“Kami belum tahu karena sampai saat ini tidak ada kuota per kota/kabupaten berapa dapatnya. Kan kalau provinsi ketahuan sekitar 900 ribu orang, nah kabupaten/kota belum tahu. Saya berharap ada kuotanya,” katanya.
Ia memperkirakan jumlah warga yang mendaftar untuk menjadi penerima manfaat program prakerja meningkat signifikan setelah wabah COVID-19, apalagi pemerintah telah memperluas cakupan penerima manfaat program.
“Awalnya kan untuk mereka yang belum bekerja sama mereka yang terkena PHK. Sekarang kan diperluas, ditambah buruh yang terkena dampak COVID-19 serta pelaku usaha mikro kecil menengah. Maka di Kabupaten Bekasi pun otomatis bertambah. Saat ini kami terus mendata penambahannya,” katanya.
Suhup mengemukakan bahwa wabah tentunya mempengaruhi keberlangsungan kegiatan ekonomi warga dan pelaku usaha.
”Kalau bahasa pengusaha mah kalau baru sebulan belum kelihatan. Mungkin kalau dua sampai tiga bulan baru kelihatan. Saat ini dampak sudah ada tapi tidak signifikan, perusahaan masih punya cadangan dalam segi keuangan,” kata dia.
“Jadi sebelum ada dampak lebih meluas kepada masyarakat, program prakerja ini harus sudah dirasakan. Kami pun bekerja untuk itu,” demikian Suhup.