Pembersihan Patung Dirgantara, Merawat Warisan Bersejarah

Pembersihan Patung 'Dirgantara' Pancoran (23/8/2023)/Dnews/M. Nurfadillah

Patung Dirgantara, lebih dikenal sebagai Patung Pancoran, adalah bukti semangat dan asa bangsa Indonesia untuk menjadi pemimpin di dunia penerbangan.

JAKARTA, Di tengah teriknya matahari Jakarta, sekelompok pekerja pembersihan memakai baju pelindung lengkap, mengenakan wearpack, sabuk tubuh (body harness), sepatu khusus, dan helm, mereka bersiap untuk membersihkan dan merawat Patung Dirgantara Pancoran, sebuah monumen megah yang menjadi penanda kota ini. Berdiri setinggi 36 meter, patung ini menjadi simbol semangat dan keberanian bangsa Indonesia dalam penerbangan.

Read More

Pekerja pembersihan ini harus berhati-hati ekstra saat mereka naik ke ketinggian, di atas 36 meter dari permukaan tanah. Angin kencang dan suara bising dari padatnya lalu lintas Jakarta menjadi “teman” mereka sepanjang proses kerja yang memerlukan konsentrasi penuh.

Dengan perlengkapan keselamatan yang ketat, mereka berani berhadapan dengan tantangan ini. Busana pelindung yang mereka kenakan adalah penopang utama yang akan menjaga mereka dalam menjalani pekerjaan berisiko tinggi ini. Bekerja dengan seksama, mereka membersihkan dan merawat patung ini agar tetap berkilau dan mempertahankan keindahannya yang mengesankan.

Melalui upaya konservasi mereka yang penuh dedikasi, para pekerja ini juga merupakan bukti komitmen pemerintah dalam menjaga warisan budaya Jakarta. Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang menjaga agar simbol prestasi dan semangat yang dibawa oleh Patung Dirgantara Pancoran tetap terpancar dan mengilhami generasi masa depan.

Patung Dirgantara Pancoran, menjadi salah satu monumen ikonik di Jakarta Selatan, merupakan sebuah lambang penting bagi warga setempat dan pengunjung yang datang ke ibu kota. Monumen ini bukan hanya sekadar tumpuan arah perjalanan, tetapi juga sebagai penanda sejarah dan budaya Indonesia, khususnya Jakarta.

Dalam sebuah upaya untuk merawat warisan bersejarah ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Unit Pengelola Pusat Konservasi Cagar Budaya Direktorat Jenderal Kebudayaan telah memprogramkan konservasi pada tahun 2023. Namun, sebelum menjalani proses konservasi, pertanyaan mendasar muncul, mengapa patung ini perlu dibersihkan? Jawabannya sangat sederhana: konservasi adalah tindakan penting yang harus diambil untuk memastikan kelestarian warisan budaya, sesuai dengan amanat UUD Cagar Budaya Nomor 11 tahun 2010.

Agus Waluyo, Konsepator yang di tugaskan oleh unit pengelola pusat konservasi Cagar Budaya Dinas Kebudayaan DKI Jakarta mengatakan bahwa proses konservasi ini terdiri dari dua komponen utama; elemen patung dan elemen tiang.

“Patung Dirgantara terbuat dari bahan perunggu, sedangkan tiangnya terbuat dari beton cor. Masing-masing komponen ini memiliki tantangan unik yang membutuhkan perawatan khusus,” jelas Agus kepada Dnews (23/8/2023).

Ia menerangkan, untuk patung perunggu, kerusakan yang disebabkan oleh faktor alam seperti polusi, fluktuasi suhu, cahaya matahari, dan curah hujan menjadi tantangan utama.

“Karena itu, proses konservasi mencakup pembersihan kering, pembersihan mekanis basah, dan penggunaan bahan kimia yang aman untuk menghilangkan korusi aktif. Setelah itu, dilakukan pelindungan dengan bahan pelindung,” tuturnya.

Sementara untuk tiang beton, kerusakan yang disebabkan oleh debu, retakan kecil, dan pertumbuhan alga (lumut) memerlukan perawatan khusus. Alga yang menempel pada tiang harus dihilangkan dengan menggunakan algesida. Setelah membersihkan alga, dilakukan pelapisan dengan morter untuk menutup retakan-retakan kecil.

Namun, tugas para pekerja konservasi tidaklah mudah. Mereka harus naik ke ketinggian tertentu dan harus memiliki sertifikat K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) untuk melaksanakan pekerjaan ini dengan aman.

“Tim konservasi terdiri dari enam hingga tujuh orang yang berasal dari wilayah Jabodetabek dan telah bersertifikat K3,” terang Agus.

Proses konservasi ini memakan waktu sekitar 40 hari, dimulai dari akhir September hingga awal November 2023. Idealnya, patung Dirgantara Pancoran seharusnya dibersihkan setiap lima tahun sekali, dan yang terakhir kali dilakukan adalah pada tahun 2014.

Proses konservasi ini menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam menjaga warisan budaya Jakarta. Selain menjaga kelestarian monumen ini, konservasi juga merupakan upaya untuk mempertahankan nilai estetika dan sejarah yang melekat pada patung Dirgantara Pancoran.

Related posts

Leave a Reply