YOGAYAKARTA, Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri meresmikan patung Bung Karno berukuran raksasa di Kompleks Rumah Budaya Oemah Petruk, Desa Hargobinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Rabu sore.
Saat peresmian patung setinggi enam meter itu, Megawati teringat pembuatan patung Bung Karno di halaman Kantor Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhannas) RI.
“Waktu itu ketua Lemhannas mengatakan untuk membuat patung Bung Karno dan saya tentunya berterima kasih,” kata dia. Meski demikian, saat menghadiri peresmian patung Bung Karno di Lemhannas, Presiden ke-5 RI itu heran sebab patung tersebut berukuran kecil.
“Ketika kami datang untuk membuka kok ternyata kecil ya, kemudian saya bilang sama Ketua Lemhannas, udah gini ajalah kalau kurang duitnya udah saya yang bikin, saya ‘duiti’,” kata dia disambut tawa hadirin.
Selain sebagai proklamator, Megawati menuturkan bahwa Bung Karno yang pernah mengenyam pendidikan di luar negeri memberikan ilmu baru bagi bangsa Indonesia. Dalam pidato pertamanya, kata dia, Bung Karno mengajarkan tentang ilmu Geopolitik yang kala itu sama sekali belum pernah diketahui masyarakat Indonesia.
“Dalam pidato pertamanya beliau mengajarkan sebuah ilmu yang menurut saya mungkin kalau di luar negeri sudah diketahui, tapi waktu itu di Indonesia belum populer yaitu ilmu Geopolitik,” kata dia.
Patung Soekarno dengan pose menunjuk sebuah tiang Bendera Merah Putih di hadapannya sambil membawa buku tersebut merupakan karya pematung Dunadi. Saat peresmian yang dihadiri para seniman dan budayawan itu, Megawati didampingi anggota BPIP Romo Benny Susetyo, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Gubernur Jateng yang juga bacapres PDIP Gajar Pranowo, serta sejumlah pengurus partai berlambang banteng moncong putih itu.
Sang pematung, Dunadi menuturkan patung yang dihadirkan di Kompleks Oemah Petroek merupakan satu dari puluhan patung Bung Karno yang pernah ia buat.
Dunadi tergugah menyumbangkan patung Presiden pertama RI di Roemah Petroek karena tempat itu menyediakan banyak literatur mengenai Pancasila serta kerap menjadi sarana para seniman, budayawan, hingga intelektual membincangkan ihwal toleransi dan keberagaman.
Sosok Bung Karno sebagai pencetus lima prinsip dasar Pancasila, kata dia, kemudian dihadirkan melalui patung raksasa dengan tangan kanan membawa buku dan tangan kiri menunjuk.
“Buku itu sebenarnya konsep tentang Pancasila, kemudian dia akan memperingatkan kita bahwa ini loh saya meninggalkan konsep-konsep kenegaraan dan itu harus berjalan,” kata dia.
Sementara itu, Romo Sindhu sebagai pendiri Omah Petroek mengatakan Patung Bung Karno juga dikelilingi lima batu material erupsi Gunung Merapi yang dipahat sehingga merepresentasikan masing-masing sila dalam Pancasila. “Pancasila adalah sebuah kepurbaan dan keabadian.
Artinya Pancasila ada sebelum bahkan sebelum kita semua ada, juga Pancasila sudah ada bahkan sebelum kita terbentuk secara politik menjadi sebuah negara kesatuan Indonesia,” kata dia.(ant)