Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto memberangkatkan 41 personil TNI yang bergabung dalam Satgas Garuda RI untuk melakukan Operasi Bantuan Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Australia.
Mereka diberangkatkan ke Australia dengan menggunakan pesawat C-130 Hercules TNI AU dari Skadud 32 Lanud Abd Saleh, bertempat di Base Ops Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Sabtu.
Panglima TNI dalam sambutannya mengatakan, Australia merupakan tetangga Indonesia yang patut diberikan bantuan mengingat Australia berulang kali mengirimkan bantuan kepada Indonesia saat mengalami bencana alam.
“Oleh karenanya sudah selayaknya kita memberi bantuan pula kepada Australia,” kata Panglima TNI.
Rencana keberangkatan dengan rute dari Halim ke Kupang. Kemudian, dari Kupang menuju Richmond, Australia.
“Di Kupang kami harus isi bahan bakar. Pada Minggu (2/2) pagi, mereka harus berangkat dari Kupang menuju Richmond. Dari situ akan berangkat melalui perjalanan udara atau darat dibantu oleh pemerintah Australia menuju wilayah daerah distrik Irene,” kata Panglima TNI.
Operasi yang akan dilaksanakan oleh pasukan TNI adalah membantu Rural Fire Service pada lapis kedua membuka dan membersihkan akses ke pemukiman warga dan jalur-jalur lainnya dengan wilayah operasi dalam radius yang aman berkisar 5-10 km di Distrik Eden, NSW. Daerah tersebut berupa perbukitan, jalan aspal.
Temperatur satu bulan terakhir yaitu terendah 9 derajat celcius, tertinggi 31 derajat celcius. Jarak dari Sydney sekitar 490 km, sehingga untuk opsi pergeseran pasukan dari Richmond menggunakan darat atau udara.
“Hari ini dilaporkan oleh Atase Pertahanan (Athan) temperaturnya 41 derajat sehingga peralatan yang digunakan termasuk kelengkapan dan pakaian harus disesuaikan dengan suhu dan situasi di sana,” kata Marsekal Hadi.
Lama penugasan bagi personil satgas selama satu bulan. Namun, akan diperpanjang bila masih diperlukan untuk membantu pemadaman Karhutla.
Personel yang dikerahkan terdiri dari Tim LO tiga orang (TNI AD dua orang, TNI AU satu orang); Tim Zeni Konstruksi 36 orang (Menzikon TNI AD 26 orang, Yonmar TNI AL enam orang dan Disfaskonau empat orang), tim kesehatan dari TNI AD dua orang, Kemlu satu orang dan dua orang personel BNPB.
Perlengkapan yang disiapkan adalah perlengkapan perorangan (safety kit berupa helm, work glove, safety vest ); perlengkapan Satuan (toolkit berupa toolkit kayu, batu, listrik, chainsaw); Obat-obatan; dan Kaporlap.
Dalam kesempatan itu, Panglima TNI mengingatkan kepada prajurit TNI agar memperhatikan faktor keamanan karena akan berhadapan dengan kekuatan alam yang terkadang tidak dapat diprediksi.
“Pelajari dengan cepat situasi yang ada, tuntutan tugas, serta lingkungan yang berpengaruh, baik langsung maupun tidak langsung agar seluruh kendala dapat diantisipasi dan diatasi. Laksanakan koordinasi yang ketat dengan Satgas Penanganan Karhutla Pemerintah Australia karena merekalah yang menguasai medan dan mengkoordinasikan upaya yang ada. Laksanakan kerja sama yang baik dengan berbagai instansi yang terlibat di lapangan,” kata mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) ini.