Nilai Tukar Rupiah Menguat Drastis, Sentuh Rp 8.170 Terhadap Dolar AS?

Ilustrasi - Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/pri.

JAKARTA, Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami lonjakan signifikan pada Sabtu (1/2/2025), dengan tercatat mencapai Rp 8.170,65 di laman pencarian Google. Penguatan ini langsung menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen.

Pada pukul 18:18 WIB, berdasarkan pantauan, rupiah menguat lebih dari 50% dibandingkan dengan posisi pada Jumat (31/1/2025) yang tercatat Rp 16.355 per dolar AS. Sementara itu, situs resmi Bank Indonesia menunjukkan kurs jual rupiah sebesar Rp 16.340,30 dan kurs beli Rp 16.177,70 per dolar AS. Kurs JISDOR pada penutupan perdagangan Jumat tercatat Rp 16.312,00.

Read More

Kondisi ini menimbulkan berbagai spekulasi di kalangan warganet. Beberapa dari mereka beranggapan bahwa terjadi kesalahan teknis pada laman Google.

Awak media telah menghubungi Google untuk klarifikasi, namun hingga saat ini belum ada tanggapan resmi.

Sebelumnya, pada perdagangan terakhir (31/1/2025), nilai tukar rupiah tercatat di angka Rp 16.295/US$, menunjukkan penurunan 1,27% dalam sebulan terakhir. Hal ini sejalan dengan penguatan dolar AS yang dipicu oleh kebijakan The Fed.

Penguatan dolar AS terhadap rupiah tidak lepas dari keputusan The Federal Reserve (The Fed) yang memutuskan untuk menahan suku bunga acuan setelah memangkasnya tiga kali berturut-turut pada tahun 2024. Keputusan ini diambil dalam rapat pertama Federal Open Market Committee (FOMC) tahun ini, yang dipimpin oleh Jerome Powell, Chairman The Fed.

Dalam konferensi pers, Powell menyatakan bahwa bank sentral AS merasa tidak perlu terburu-buru dalam menyesuaikan suku bunga. Keputusan ini juga berseberangan dengan permintaan Presiden AS, Donald Trump, yang mendesak The Fed untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut guna mendukung perekonomian.

“Ekonomi AS saat ini berada dalam posisi yang baik, dan kami merasa kebijakan yang diterapkan sudah tepat,” ujar Powell, yang menekankan bahwa keputusan suku bunga ke depan akan bergantung pada perkembangan data ekonomi, terutama inflasi dan ketenagakerjaan.

Keputusan The Fed ini menambah ketidakpastian di pasar valuta asing, mempengaruhi nilai tukar mata uang termasuk rupiah yang tertekan terhadap dolar AS.

Namun, dengan adanya ketegangan ini, para pelaku pasar menunggu dampak lebih lanjut dari kebijakan The Fed serta faktor eksternal lainnya, termasuk kebijakan ekonomi yang diambil oleh pemerintahan Trump.

Related posts

Leave a Reply