Negosiasi Tarif Dagang Indonesia-AS Ditarget Rampung 60 Hari, Airlangga Tawarkan Komitmen Konkret

WASHINGTON, Indonesia dan Amerika Serikat tengah memasuki babak penting dalam negosiasi tarif perdagangan bilateral. Delegasi pemerintah Indonesia yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto telah menyampaikan sejumlah proposal konkret yang mendapat apresiasi langsung dari Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick.

Dalam pertemuan resmi yang berlangsung di Kantor Department of Commerce (DoC) pada Kamis (17/4), kedua pihak sepakat bahwa negosiasi tarif perdagangan ini akan diselesaikan dalam kurun waktu 60 hari ke depan. Menteri Lutnick bahkan mendorong agar pembahasan teknis segera dijadwalkan secara rinci bersama DoC dan United States Trade Representative (USTR).

Read More

“Kami mengapresiasi langkah konkret Indonesia untuk melakukan negosiasi tarif. Ke depan, AS dan Indonesia akan terus melanjutkan hubungan perdagangan yang saling menguntungkan,” ujar Lutnick, dikutip dari siaran pers, Sabtu (20/4).

Dalam pertemuan yang berlangsung lebih dari 1,5 jam tersebut, Menko Airlangga menyampaikan sejumlah penawaran konkret guna menyeimbangkan neraca perdagangan antara kedua negara. Indonesia berkomitmen meningkatkan impor produk energi dari AS, seperti minyak mentah (crude oil), LPG, dan gasoline, serta produk pertanian seperti kedelai dan gandum yang selama ini menjadi kebutuhan pokok dalam negeri.

“Kami berterima kasih kepada Secretary Lutnick yang memberikan kesempatan untuk melakukan negosiasi tarif dan menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mewujudkan perdagangan yang adil dan berimbang,” tutur Airlangga.

Penawaran tersebut juga menjadi bagian dari strategi Indonesia untuk memanfaatkan masa penundaan tarif resiprokal oleh pihak AS, sekaligus memperkuat posisi tawar dalam kerja sama dagang strategis.

Selain isu tarif, pertemuan ini juga membahas peluang investasi AS di sektor strategis Indonesia, termasuk kerja sama dalam pengelolaan critical minerals—komoditas penting untuk industri teknologi dan energi bersih. Tak hanya itu, Indonesia juga menunjukkan keseriusan dalam mengatasi non-tariff barrier yang selama ini dikeluhkan oleh para pengusaha AS.

Pemerintah AS menempatkan negosiasi ini dalam kerangka strategis yang melibatkan tiga institusi utama: Department of Commerce (DoC), United States Trade Representative (USTR), dan Department of the Treasury. Ketiganya bertugas merumuskan kebijakan besar perdagangan, menjalankan pelaksanaan teknis, hingga menjaga stabilitas fiskal dan investasi.

Pemerintahan AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump sebelumnya telah menunjuk Howard Lutnick (Secretary of Commerce), Ambassador Greer (USTR), dan Scott Bessent (Secretary of Treasury) sebagai ujung tombak kebijakan tarif perdagangan internasional.

Pertemuan tatap muka ini menjadi tindak lanjut dari diskusi virtual yang telah dilakukan sebelumnya melalui Zoom Meeting. Berlangsung dalam suasana akrab dan konstruktif, negosiasi ini menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk memperkuat posisi dagang di pasar Amerika.

Kesepakatan untuk menyelesaikan negosiasi dalam 60 hari membuka jalan bagi terciptanya skema perdagangan baru yang lebih adil, seimbang, dan saling menguntungkan bagi kedua negara.

Related posts

Leave a Reply