JAKARTA, Fraksi Partai NasDem DPR RI menyesalkan masuknya impor 250 ton beras ke Sabang, Aceh, yang dinilai tidak sejalan dengan kondisi stok nasional yang sedang surplus. Padahal, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, pemerintah menyatakan Indonesia telah mencapai kemandirian pangan.
Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan bahwa impor tersebut tidak semestinya terjadi ketika Indonesia tengah mencatat panen raya dan stok beras dalam negeri mencukupi.
“Di saat Indonesia mencatat panen raya dengan stok beras melimpah, sangat disayangkan jika tetap dilakukan impor dari negara lain,” ujar Viktor dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (25/11/2025).
Viktor mengingatkan bahwa Presiden Prabowo sebelumnya telah menyampaikan capaian cadangan beras nasional yang mencapai 4 juta ton dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York, Amerika Serikat, pada 23 September 2025.
NasDem menilai kebutuhan beras di Sabang seharusnya dapat dipenuhi melalui distribusi dari stok nasional, bukan melalui impor. “Keberhasilan Indonesia memiliki cadangan beras 4 juta ton menunjukkan kemampuan kita memenuhi kebutuhan pangan nasional. Karena itu, mari kita jaga kedaulatan pangan dengan mengoptimalkan stok dalam negeri,” ujarnya.
Viktor juga menekankan perlunya koordinasi yang lebih erat antara Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) dan pemerintah pusat agar kebijakan yang diambil tidak bertentangan dengan arah pembangunan nasional.
“Kami mendorong adanya koordinasi lebih komprehensif antara BPKS dan pemerintah agar kebijakan yang diterbitkan tidak bertentangan dengan arah besar pembangunan nasional,” kata Viktor.
Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional hingga Oktober 2025 mencapai 31,04 juta ton, sementara kebutuhan konsumsi nasional sekitar 27,3 juta ton, sehingga terdapat surplus sekitar 3,7 juta ton.
Viktor menegaskan, capaian tersebut harus dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan publik. “Kami berharap peristiwa ini tak terulang demi menjaga kehormatan dan kewibawaan negara yang kita cintai,” ujarnya.







