JAKARTA, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga menegaskan bahwa pemerintah Indonesia terus memperkuat komitmen dalam upaya meningkatkan kesetaraan gender, baik di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, teknik dan matematika atau STEM (Science Technology Engineering Math), guna memperkuat literasi keuangan dan literasi digital pada perempuan serta meningkatkan partisipasi angkatan kerjanya.
“Indonesia akan terus memperkuat komitmen untuk memastikan pengarusutamaan gender benar-benar dilaksanakan, bukan hanya menjadi target saja. Kami berkomitmen untuk terus mengawal berbagai isu ini, baik secara nasional maupun global, di antaranya melalui G20 Empower dan W20. Komitmen ini pun akan diwujudkan melalui Presidensi Indonesia pada Ministerial Conference on Women’s Empowerment tahun 2022,” kata Menteri Bintang melalui siaran pers, Jakarta, Jumat.
Hal itu dikatakannya saat menghadiri Konferensi Tingkat Menteri G20 tentang Pemberdayaan Perempuan (G20 Ministerial Conference on Women’s Empowerment) yang dilaksanakan secara hybrid dari Santa Margherita Ligure, Italia.
Bintang menjelaskan bahwa perempuan memiliki potensi yang luar biasa apabila dapat diberdayakan secara optimal.
“Potensi perempuan Indonesia yang mengisi setengah dari populasi di negeri ini sangat luar biasa apabila kita berdayakan secara optimal. Dari UMKM Indonesia yang berjumlah 65,4 juta, lebih dari setengahnya dimiliki dan dikelola oleh perempuan. Data ini menunjukkan betapa besar potensi kaum hawa itu sebagai motor penggerak pemulihan ekonomi di masa pandemi,” kata dia.
Tema yang diusung oleh Presidensi Italia adalah science, technology, engineer, mathematic (STEM), literasi keuangan, literasi digital, ketenagakerjaan dan pemberdayaan ekonomi, keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan, serta lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Hal ini juga sejalan dengan lima arahan Presiden Joko Widodo yang menjadi isu prioritas Kemen PPPA.
Kemen PPPA memiliki lima isu prioritas yang salah satunya pemberdayaan ekonomi perempuan di bidang kewirausahaan yang berperspektif gender.
“Pemberdayaan ekonomi merupakan ujung tombak untuk membantu isu-isu pemberdayaan perempuan lainnya terutama perempuan penyintas bencana, penyintas kekerasan dan perempuan kepala keluarga,” tambahnya.
Sementara untuk menutup kesenjangan gender di bidang STEM, diperlukan berbagai strategi yang tidak hanya meningkatkan jumlah perempuan lulusan STEM, tetapi juga mengatasi kendala yang dihadapi perempuan untuk memasuki jenjang pendidikan dan kesempatan kerja di bidang STEM atau fenomena “leaky pipelines”.
Lebih lanjut Kemen PPPA mengusulkan beberapa upaya di antaranya mendukung kampanye transformatif, mempromosikan profil perempuan yang menjadi pemimpin di bidang STEM serta melakukan berbagai inisiasi yang dipimpin perempuan dalam bentuk pelatihan dan mentorship.
“Memberikan apresiasi kepada perusahaan yang mengadopsi praktik kesetaraan gender sehingga bisa menginspirasi perusahaan lainnya, mendorong berbagai pusat pendidikan untuk meningkatkan partisipasi siswi-siswinya dalam berbagai kegiatan STEM,” tutur Bintang.