JAKARTA, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi, bertemu dengan Menteri Luar Negeri dari sejumlah negara anggota OKI (Organisasi Kerjasama Islam) dan anggota Uni Eropa. Pertemuan tersebut membahas tentang implementasi two state solution bagi perang Israel di Gaza.
“Saya baru saja menghadiri pertemuan antara beberapa negara anggota OKI dengan negara anggota Uni Eropa dan beberapa negara Eropa lain seperti Norwegia dan Inggris yang membahas mengenai efforts to implement the two state solution including the question of recognition,” kata Retno Marsudi, dalam video yang diunggah di Youtube Kemenlu, Selasa (28/5/2024).
Pertemuan itu digelar di Brussel, Belgia. Adapun sejumlah Menlu dari negara OKI yang menghadiri pertemuan itu diantaranya, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Jordan, Mesir, Indonesia, Algeria, Turki, Bahrain, dan Wakil Menteri Luar Negeri dari UAE. Perdana Menteri Palestina yang baru juga hadir di dalam pertemuan tersebut.
Retno mengatakan pertemuan tersebut sangat penting di tengah semakin memburuknya situasi di Palestina. Serta semakin tidak diindahkannya keputusan-keputusan ICJ oleh Israel.
Diketahui Norwegia, Irlandia, dan Spanyol akan melakukan pengakuannya terhadap Palestina pada 28 Mei 2024. Slovenia saat ini tengah mengambil langkah-langkah menuju pengakuan.
Oleh karena itu, dalam pertemuan dengan negara OKI dan Uni Eropa tersebut, Retno mendesak agar two state solution segera diimplementasikan. Retno mendesak agar gencatan senjata dan secara permanen harus terus didorong. Serta mendesak agar pengiriman bantuan kemanusiaan dapat dilakukan.
“Dalam kaitan ini kita semua harus berusaha agar Israel dapat mematuhi keputusan ICJ, termasuk menghentikan military Offensive Israel di Rafah. Tanpa hal tersebut kelancaran pengiriman bantuan kemanusiaan tidak akan dapat dilakukan,” katanya.
Kemudian, Retno juga meminta kepada negara-negara Eropa yang hadir untuk terus mendukung UNRWA. Sebab peran UNRWA sangat penting untuk mencegah situasi kemanusiaan semakin memburuk.
Selain itu, Retno juga berbicara mengenai pentingnya pengakuan terhadap Palestina dan dukungan untuk keanggotaan Palestina di PBB.
“Saya juga kembali menekankan pentingnya semua negara untuk menggunakan pengaruh masing-masing agar Veto mengenai keanggotaan Palestina di PBB tidak terjadi lagi di Dewan Keamanan PBB. Keanggotaan Palestina di PBB akan membantu Palestina dalam membangun negaranya,” katanya.
Selain itu, Retno juga menyampaikan pesan terkait pentingnya kesatuan Palestina dan mendukung reformasi yang dilakukan pemerintah Palestina. Sebab hal ini akan berkontribusi bagi proses perwujudan two state solution.
Menurut Retno solusi dua negara atau two state solution masih merupakan opsi terbaik untuk menyelesaikan masalah konflik di Palestina. Sejumlah negara yang menghadiri pertemuan itu juga mendukung opsi two state solution tersebut.
“Kembali saya sampaikan sangat penting artinya dalam konteks mendorong perwujudan two state solution dan menekankan bahwa two state solution adalah satu-satunya opsi yang tepat. Sebagaimana rekan-rekan ketahui akhir-akhir ini Israel utamanya Netanyahu secara berulang menyampaikan bahwa sudah tidak ada two state solution lagi,” kata Retno.
“Dari diskusi terbuka yang dilakukan selama pertemuan paling tidak terdapat beberapa hal yang dapat dicatat, pertama semua yang hadir berkomitmen untuk mewujudkan two state solution sebagai satu-satunya cara untuk menyelesaikan konflik Palestina dan Israel,” sambungnya. (det)