JAKARTA, Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengungkapkan rencana pertemuan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden RI Prabowo Subianto yang juga Ketua Umum Partai Gerindra. Hasto menyebut pertemuan ini akan dibahas langsung oleh kedua tokoh tersebut, mengingat kedekatan ideologis dan komunikasi yang baik di antara mereka.
“Momentum pertemuan kedua pemimpin ini akan menjadi pembahasan strategis yang mendalam. Jejak sejarah dan akar ideologis keduanya sangat kuat, dengan tujuan bersama untuk mengabdi kepada bangsa dan negara,” ujar Hasto dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (18/1/2025).
Arahan Langsung dari Megawati
Hasto menegaskan bahwa segala hal terkait pertemuan penting ini berada di bawah koordinasi langsung Megawati. Ia menambahkan bahwa komunikasi antara Megawati dan Prabowo akan menentukan arah strategis pertemuan tersebut.
“Tentunya, hal-hal strategis seperti ini akan langsung dikomunikasikan oleh Ibu Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Prabowo Subianto,” tambahnya.
Hasto juga mengulas pidato politik Megawati saat peringatan HUT Ke-52 PDIP pada 10 Januari 2025, di mana Megawati mengapresiasi pelurusan sejarah yang dilakukan Presiden Prabowo terhadap Proklamator Bung Karno. Megawati menyebut langkah tersebut sebagai bagian dari rekonsiliasi nasional yang membuka peluang kerja sama lintas posisi politik.
“Rekonsiliasi ini menjadi tonggak untuk saling bekerja sama dalam membangun bangsa, sekaligus memperkuat demokrasi melalui check and balances,” jelas Hasto.
PDIP: Tidak Ada Istilah Oposisi
Ketika ditanya soal potensi PDIP bergabung dalam pemerintahan, Hasto menegaskan bahwa sistem politik Indonesia tidak mengenal istilah oposisi. Ia menjelaskan bahwa PDIP berkomitmen memberikan masukan konstruktif dalam berbagai sektor, seperti pemberdayaan petani, pengentasan kemiskinan, dan pembangunan berbasis sumber daya nasional.
“Kami berperan sebagai penyeimbang yang memberikan masukan demi kedaulatan rakyat. Fokus kami juga mencakup pembangunan kepemimpinan anak muda serta pengembangan riset dan inovasi nasional,” tambahnya.
Hasto mencatat bahwa pemerintahan Presiden Prabowo dihadapkan pada sejumlah tantangan, termasuk kemiskinan, keterbatasan fiskal, dan dampak geopolitik global. Ia menekankan pentingnya kolaborasi semua elemen bangsa untuk menghadapi persoalan tersebut.
“Situasi global, seperti konflik di Timur Tengah, turut memengaruhi perekonomian kita. Ini adalah tantangan bersama yang membutuhkan sinergi dari seluruh anak bangsa,” tutup Hasto.