Manajer Red Bull Salzburg Jesse Marsch mengibaratkan laga kontra Liverpool di Red Bull Arena, Austria, Selasa setempat (Rabu WIB), bak menjalani sebuah pertandingan tinju kelas berat dan dua pukulan dari lawan membuat mereka KO serta tersingkir dari Liga Champions.
Menurut Marsch situasi mungkin berbeda jika timnya bisa mencetak gol lebih dulu, namun pada akhirnya dua gol dari Naby Keita dan Mohamed Salah membuat Liverpool membawa pulang kemenangan 2-0 serta satu tiket ke babak 16 besar.
“Saya pikir situasinya akan berbeda jika kami mencetak gol lebih dulu. Namun pada akhirnya mereka memperlihatkan perbedaan kualitas, khususnya gol kedua dari Salah,” kata Marsch dalam komentar purnalaga dilansir laman resmi UEFA.
“Tadi seperti pertandingan tinju kelas berat, mereka memukul kami, kami memukul balik lantas mereka melepaskan dua pukulan beruntun untuk membuat kami KO,” ujarnya menambahkan.
Kendati pada akhirnya kalah dan tersingkir dari Liga Champions, Marsch mengungkapkan kebanggaan atas penampilan para pemainnya.
Terlebih, menurut Marsch timnya punya peluang berbahaya lebih dulu dari Erling Haaland dan Hwang Hee-chan yang biasanya menjadi gol jika saja mereka tak menghadapi lawan sekelas Liverpool.
“Kami diperlihatkan kualitas lawan kami sejak menit pertama. Ada dua kesempatan dari Hwang dan Haaland, yang biasanya jadi gol, tapi ada Virgil van Dijk yang terlalu hebat,” ujarnya.
“Jelas ini mengecewakan, namun saya pikir beberapa hari lagi kami akan menengok capaian kami dengan rasa bangga,” pungkas Marsch.
Salzburg berakhir menjadi peringkat ketiga klasemen Grup E, yang artinya mereka berhak mendapat satu tiket lungsuran ke babak 32 besar Liga Europa.
Lawan Salzburg di kompetisi kasta kedua antarklub Eropa itu baru akan ditentukan dalam pengundian yang dilakukan UEFA pada 16 Desember nanti. (ant)