JAKARTA, Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan pengetatan standar kebersihan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) menyusul lonjakan kasus keracunan yang terjadi di berbagai daerah. Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, mengungkapkan bahwa Presiden menyoroti pentingnya disiplin para petugas dapur dalam proses memasak serta penggunaan air bersih.
Arahan ini dikeluarkan setelah Badan Gizi Nasional (BGN) merilis data terbaru bahwa hingga 25 September 2025, total korban keracunan mencapai 5.914 orang dengan 70 kasus, naik dari pekan sebelumnya yang mencatat 4.711 korban. Tambahan 1.203 korban baru dalam sepekan mendorong BGN kembali menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) di sejumlah wilayah.
“Salah satu penyebab utamanya adalah bakteri, yang patut diduga muncul akibat kedisiplinan dalam proses memasak di dapur-dapur MBG,” ujar Prasetyo kepada awak media, Senin (29/9/2025).
Dalam upaya pencegahan, pemerintah mewajibkan seluruh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk segera memiliki Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Sertifikat ini menjadi bukti bahwa dapur penyedia MBG telah memenuhi standar kebersihan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
“Kita bicara target dalam hitungan minggu, semua dapur harus sudah memiliki SLHS,” tegas Prasetyo.
Merujuk situs resmi Kementerian Kesehatan, SLHS diberikan oleh pemerintah daerah kepada tempat pengolahan makanan seperti rumah makan, jasa boga, kantin sekolah, dan sentra jajanan yang memenuhi standar higiene dan sanitasi.
Sebelumnya, sejumlah pihak termasuk Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) telah meminta pemerintah mengevaluasi menyeluruh pelaksanaan MBG. YLKI bahkan membuka posko pengaduan untuk masyarakat yang terdampak.
Sementara itu, Bos BGN telah melaporkan langsung kepada Presiden Prabowo terkait penyebab utama maraknya kasus keracunan, dengan fokus pada minimnya kontrol kualitas dan kurangnya pelatihan petugas dapur.
Pemerintah menekankan bahwa meskipun program MBG bertujuan mulia untuk meningkatkan gizi anak-anak Indonesia, aspek keselamatan pangan tetap menjadi prioritas utama.