Manajer Liverpool Juergen Klopp menyinggung perbedaan perlakukan yang didapat timnya dengan Flamengo, kubu yang bakal mereka hadapi dalam laga final Piala Dunia Antarklub di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Qatar, Sabtu setempat (Minggu dini hari WIB).
Klopp bahkan tidak segan menyindir perlakuan yang diterima Liverpool terutama terkait minimnya dukungan dari otoritas sepak bola Inggris yang tak memberi keringanan atas jadwal The Reds di perempat final Piala Liga Inggris.
“Ini bukan untung rugi, tapi ini beda situasi antara kami dan Flamengo. Flamengo tiba di sini mewakili benuanya untuk jadi juara dan pulang sebagai pahlawan,” kata Klopp dalam jumpa pers pralaga dilansir laman resmi Liverpool. “Sedangkan kami diberi tahu ‘tinggallah di sini dan main di Piala Liga Inggris’. Itu jelas sebuah perbedaan besar yang tak bisa kami ubah sedikit pun,” ujarnya menambahkan.
Hal itu, menurut Klopp tidak lepas dari kepongahan publik Eropa pada umumnya dan Inggris khususnya yang menganggap kompetisi semacam Piala Dunia Antarklub sebagai ajang reka-reka FIFA untuk menciptakan turnamen “bergengsi”. Secara umum Piala Dunia Antarklub bahkan mungkin dianggap tidak lebih bergengsi dari Liga Champions di mata kebanyakan publik Eropa.
“Pandangan saya sendiri juga berubah sejak tiba di sini. Apakah akan mengubah pandangan publik Eropa? Mungkin tidak,” katanya. Ia menyadari suporter Liverpool ingin timnya juara, sedangkan fan tim lain bahkan tidak peduli dengan kompetisi bernama Piala Dunia Antarklub.
Bukan Wakil Eropa
Secara resmi Liverpool berhak tampil di Piala Dunia Antarklub lantaran menjuarai Liga Champions 2018/19, namun jelang partai final kontra Flamengo Klopp menegaskan bahwa timnya tidak mewakili Benua Biru. “Kami tidak tiba di sini sebagai juara Eropa dan membuktikan keunggulan sepak bola Eropa di depan wilayah dunia lainnya,” tegas Klopp.
“Kami di sini sebagai Liverpool FC yang ingin memenangkan pertandingan, itu saja, lain tidak,” ujarnya menambahkan. Klopp berpeluang jadi pelatih pertama yang membawa Liverpool juara Piala Dunia Antarklub, namun pria Jerman itu menegaskan hal tersebut tidak akan masuk dalam topik pembicaraan di ruang ganti.
“Hal semacam itu cuma akan membuat pikiran para pemain teralihkan. Jika para pemain dianggap legenda, itu bagus, tapi pemain tidak boleh menganggap dirinya legenda. Tugas pemain hanya memenangi pertandingan, menampilkan yang terbaik,” ujarnya.
“Lagipula, jika Flamengo yang menang mereka pulang dan menggelar pesta. Sedangkan kami pulang dari sini membawa trofi sudah ditunggu Leicester City untuk laga berikutnya,” pungkas Klopp. (ant)