Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo meminta Pemerintah Indonesia memberikan informasi secara terbuka dan akurat mengenai virus corona, termasuk upaya pencegahan dan penanggulangannya, supaya tidak menimbulkan ketakutan berlebihan di masyarakat.
“Penting bagi Pemerintah untuk terus melakukan penjelasan, bagaimana penyakit ini menularnya, bagaimana gejalanya. Kemarin-kemarin itu kurang, lebih banyak hoaks-nya dibandingkan penjelasan mengenai virus ini,” kata Bambang usai menemui Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Kantor Wapres Jakarta, Selasa.
Politikus Partai Golkar itu mengatakan kejelasan informasi dari pemerintah terkait virus corona dapat mengurangi kekhawatiran masyarakat terhadap penyebarannya. Pemerintah juga harus meyakinkan masyarakat bahwa pemerintah sanggup menjalankan upaya pencegahan virus tersebut masuk ke Indonesia.
“Harus ada kesigapan dari seluruh aparat yang ditunjuk pemerintah atau Presiden untuk menangani ini. Menteri Kesehatan dan menteri lain, serta lembaga yang diberikan tugas juga harus sigap, jangan gagap,” tegasnya.
Menurut Bambang, kurangnya informasi dari pemerintah menyebabkan keresahan masyarakat terhadap kabar-kabar yang belum terkonfirmasi kebenarannya tentang virus corona.
Keresahan itu salah satunya muncul di sejumlah warga Natuna, Kepulauan Riau, yang tempat tinggalnya berdekatan dengan lokasi karantina bagi 238 WNI dari Kota Wuhan, China.
“Pemerintah juga harus menjelaskan khususnya kepada warga Natuna, bahwa mereka bukan berbahaya, bukan menyebar penyakit atau membawa penyakit. Mereka seharusnya dirangkul dan masyarakat harus punya empati,” ujarnya.
Pemerintah telah mengevakuasi 238 WNI dari Kota Wuhan, China ke Pangkalan Militer TNI di Natuna, Kepulauan Riau, untuk menjalani isolasi supaya terbebas dari virus corona.
Keberadaan ratusan WNI dari Wuhan tersebut sempat menimbulkan keresahan di beberapa masyarakat Natuna karena khawatir virus tersebut akan menyebar ke warga setempat yang tinggalnya berdekatan dengan lokasi isolasi.
Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal mengaku keresahan warga sudah mulai reda dan masyarakat setempat bisa menerima keberadaan ratusan WNI tersebut. (ant)