JAKARTA, Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tengah mengebut pembangunan 15 bendungan baru yang akan menambah layanan irigasi seluas 184.515 hektare (ha) di berbagai daerah. Proyek strategis ini ditujukan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.
Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan, pembangunan bendungan harus berjalan seiring dengan penyelesaian jaringan irigasi agar suplai air ke lahan pertanian lebih optimal.
“Pembangunan bendungan harus dibarengi dengan pembangunan saluran konektivitas dan jaringan irigasi. Dengan suplai air yang berkelanjutan, produktivitas pertanian dapat meningkat, dan kesejahteraan petani ikut terdongkrak,” ujar Dody dalam keterangan resminya, dikutip Senin (27/10/2025).
Dody menjelaskan, dari penyelesaian 15 bendungan tersebut, potensi layanan irigasi akan meningkat signifikan, dari 184.515 ha menjadi 263.055 ha. Peningkatan ini diharapkan mampu memperluas lahan tanam dari 277.775 ha menjadi 483.163 ha.
Ketersediaan air yang stabil juga akan mendongkrak produktivitas hasil panen dari 1,4 juta ton menjadi 2,34 juta ton per tahun. Selain itu, indeks pertanaman (IP) diproyeksikan naik dari 150% menjadi 262%, yang berarti petani bisa menanam dua hingga tiga kali dalam setahun.
“Kementerian PU memastikan keterhubungan antara bendungan dan sistem irigasi primer, sekunder, hingga tersier terus diperkuat, agar air benar-benar mengalir ke lahan-lahan pertanian,” tambah Dody.
Total kebutuhan anggaran untuk menyelesaikan 15 bendungan tersebut mencapai Rp 47,84 triliun. Kementerian PU menargetkan seluruh proyek rampung sebelum 2029.
Selain bendungan besar, pemerintah juga membangun 1.805 unit Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) untuk mengairi 18.424 ha lahan di wilayah yang jauh dari sumber air permukaan seperti sungai dan danau.
Hingga 7 Oktober 2025, sepuluh bendungan telah mencapai progres konstruksi di atas 60%. Progres tertinggi dicapai Bendungan Way Apu di Kabupaten Buru, Maluku, yang kini mencapai 94,59%.
Bendungan Way Apu sendiri memiliki kapasitas tampung 50,05 juta m³, luas genangan 273,79 ha, dan mampu melayani irigasi seluas 10.562 ha.
Berikut 15 bendungan yang tengah dibangun Kementerian PU:
-
Bendungan Tiga Dihaji – Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatra Selatan
-
Bendungan Cibeet – Cariu-Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
-
Bendungan Cijurey – Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
-
Bendungan Bener – Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah
-
Bendungan Karangnongko – perbatasan Blora (Jateng) dan Bojonegoro (Jatim)
-
Bendungan Jragung – Kabupaten Semarang, Jawa Tengah
-
Bendungan Cabean – Kabupaten Blora, Jawa Tengah
-
Bendungan Bagong – Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur
-
Bendungan Manikin – Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT)
-
Bendungan Mbay – Kabupaten Nagekeo, NTT
-
Bendungan Jenelata – Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan
-
Bendungan Way Apu – Kabupaten Buru, Maluku
-
Bendungan Budong-Budong – Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat
-
Bendungan Riam Kiwa – Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan
-
Bendungan Bulango Ulu – Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo
Selama periode 2015–2025, Kementerian PU telah menuntaskan 53 bendungan di seluruh Indonesia. Tahun ini, kementerian fokus mendukung swasembada pangan nasional dengan membangun jaringan irigasi baru sepanjang 70 kilometer yang melayani 13.000 ha lahan pertanian.
Selain itu, sebanyak 1.353 km jaringan irigasi eksisting direhabilitasi untuk meningkatkan layanan irigasi di 203.000 ha area pertanian. Lima daerah irigasi besar—Tanju, Rukoh, Pidekso, Tugu, dan Tukul—juga tengah dibangun saluran outlet tambahan agar distribusi air ke sawah semakin merata.
“Tujuan akhirnya jelas: ketersediaan air terjamin, produktivitas pangan meningkat, dan Indonesia makin mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional,” pungkas Dody.







