Kementerian Investasi Resmikan Groundbreaking Proyek Hilirisasi Timah di Batam

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu dalam acara groundbreaking proyek hilirisasi timah senilai Rp1,2 triliun di Batam, Jumat (24/1/2025). (ANTARA/HO-BKPM)

BATAM, Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) meresmikan groundbreaking proyek hilirisasi timah di Kota Batam. Proyek ini memiliki nilai investasi sebesar Rp1,2 triliun dan diharapkan menjadi tonggak penting dalam transformasi industri timah nasional.

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, menjelaskan bahwa proyek ini melibatkan dua perusahaan utama, yakni PT Batam Timah Sinergi (BTS) dan PT Tri Charislink Indoasia (TCI). Kedua perusahaan tersebut akan mengoperasikan fasilitas pengolahan timah dan tin solder yang diproyeksikan menjadi salah satu yang terbesar di dunia.

Read More

“Kami berkomitmen untuk mendukung percepatan perizinan, pengawalan realisasi investasi, dan pengembangan sumber daya manusia lokal. Kami juga mendorong BTS dan TCI untuk menarik lebih banyak investor yang menjadi offtaker produk mereka, sehingga tercipta ekosistem industri timah yang berkelanjutan,” ujar Todotua dalam keterangan persnya di Jakarta, Sabtu (24/1).

Todotua menjelaskan bahwa PT Cipta Persada Mulia, induk usaha dari BTS dan TCI, memiliki peran strategis dalam industri timah nasional. Perusahaan ini mengelola pertambangan bijih timah melalui Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan memproduksi tin ingot di fasilitas smelter miliknya. Produk tin ingot tersebut kemudian diolah lebih lanjut oleh BTS menjadi tin chemical, sementara TCI fokus pada pengembangan tin solder dan tin heat stabilizer.

Menurutnya, hilirisasi komoditas timah di Indonesia merupakan langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam dalam negeri. “Indonesia, sebagai negara dengan cadangan timah terbesar kedua di dunia, harus mampu memanfaatkan sumber daya ini secara optimal untuk meningkatkan daya saing global,” tambah Todotua.

Proyek hilirisasi timah di Batam juga mendukung pemerataan pembangunan industri ke luar Pulau Jawa. Lokasi strategis Batam yang dekat dengan jalur perdagangan internasional, ditambah dengan infrastruktur logistik yang memadai, memberikan keunggulan kompetitif dalam efisiensi ekspor-impor komponen.

“Selain menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan daerah, proyek ini diharapkan mampu memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global industri timah,” jelas Todotua.

Proyek ini juga diharapkan mampu menciptakan ekosistem industri timah yang berkelanjutan. Pemerintah melalui Kementerian Investasi dan Hilirisasi akan terus mengawal realisasi proyek ini agar berjalan sesuai dengan target.

“Hilirisasi adalah kunci untuk meningkatkan daya saing industri nasional sekaligus memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Dengan proyek ini, kami optimistis industri timah Indonesia dapat semakin kompetitif di pasar global,” tutup Todotua.

Related posts

Leave a Reply