Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bakal memboyong 170 industri di Indonesia ke pameran teknologi industri terbesar dunia Hannover Messe yang digelar pada 20-24 April 2020 di Hannover, Jerman.
Paviliun Indonesia pada pameran itu mencapai 3.000 meter persegi.
“Persiapan Indonesia menjadi partner country Hannover Messe 2020 telah dimulai sejak tahun 2018. Berbagai tahap telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, khususnya Kemenperin,” ujar Direktur Jenderal Ketahanan Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Doddy Rahadi di Jakarta, Sabtu.
Melalui keterangan tertulis Dirjen KPAII menyampaikan, selain mempromosikan industri nasional, delegasi Indonesia juga akan menampilkan lembaga riset dan startup, serta menggelar seminar dan konferensi, baik di paviliun Indonesia maupun di kegiatan lain yang diagendakan penyelenggara.
Paviliun Indonesia yang bertema “Making Indonesia 4.0” akan terbagi menjadi tiga area, yaitu Area General Purposes (Conference, Business Meeting area), Area Making Indonesia 4.0, dan Area Hannover Messe Display Category.
Tema tersebut, kata dia, dipilih untuk menunjukan kepada dunia bahwa Indonesia telah memiliki cetak biru untuk mengimplementasikan strategi industri 4.0 di Indonesia.
Sementara itu, tagline “Connect to Accelerate” , lanjurnya, merupakan sebuah ajakan dan undangan kepada semua pemangku kepentingan di dalam maupun luar negeri untuk bersinergi dengan tujuan mempercepat pertumbuhan industri Indonesia.
Sejumlah perusahaan di lima sektor yang menjadi prioritas pada Making Indonesia 4.0 akan ikut berpartisipasi, termasuk industri yang akan tampil dalam display category Hannover Messe, yaitu Automation, Motion and Drives, Digital Ecosystem, Energy Solutions, Engineered Parts & Solutions, dan Future Hub.
“Hannover Messe merupakan ajang yang tepat untuk menunjukkan kemampuan sektor manufaktur Indonesia di mata dunia, terutama dalam transformasi menuju era industri 4.0,” ujar Doddy.
Era Industri 4.0 memberikan peluang yang sangat besar bagi pengembangan industri manufaktur. Oleh sebab itu, pada tahun 2018 Pemerintah Indonesia meluncurkan inisiatif “Making Indonesia 4.0” sebagai sebuah peta jalan untuk membangun industri yang berdaya saing global di era digital untuk mencapai target menjadi 10 ekonomi terbesar dunia pada 2030.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita melakukan pertemuan dengan pihak Deutsche Messe AG selaku operator pameran Hannover Messe, yang diwakili oleh Director of International Relations Deutsche Messe AG, Marco Siebert untuk mematangkan kesiapan Indonesia dalam Hannover Messe 2020.
Indonesia merupakan negara pertama di kawasan ASEAN yang menjadi official partner country. Adapun official partner country sebelumnya, yakni Swedia (tahun 2019), Meksiko (2018), Polandia (2017), Amerika Serikat (2016), dan India (2015).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam rapat koordinasi persiapan Hannover Messe beberapa hari lalu menyampaikan, Indonesia mengharapkan business deal dari ajang ini akan mampu menghasilkan kerja sama dan investasi untuk memajukan perekonomian Indonesia. “Terpilihnya Indonesia sebagai official partner country dalam eksibisi tersebut menunjukkan pengakuan terhadap kemampuan sektor industri manufaktur Indonesia,” ujarnya.
Pada 2019, pameran Hannover Messe mampu menarik sebanyak 215.000 pengunjung dari 91 negara, dengan diikuti lebih dari 6.500 exhibitors yang mewakili 73 negara. Ajang tersebut menghasilkan sekitar 5,6 juta kontrak bisnis. (ant)