Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan lebih mendorong keterlibatan masyarakat sipil dalam proses pendidikan yang akan dibuktikan lewat berbagai pengumuman dalam enam bulan ke depan, ujar Mendikbud Nadiem Makarim.
“Salah satu prinsip operasi kita dengan merdeka belajar ini adalah gotong royong yang bukan hanya propaganda positif saja dari kementerian tapi kita benar-benar percaya bahwa tidak ada satu jalan untuk mencapai hasil yang baik,” ujar Mendikbud Nadiem ketika menjadi narasumber dalam diskusi di Indonesia Millennial Summit yang diadakan di Jakarta Selatan pada Jumat.
Bahwa di dalam berbagai sektor masyarakat seperti sekolah, universitas, organisasi, lembaga swadaya masyarakat terdapat penggerak yang bisa dan bermotivasi untuk mengubah kultur pendidikan.
Menjadi agen perubahan tidak hanya harus dilakukan oleh pemerintah, kata dia, tapi juga perlu dilakukan oleh semua pemangku kepentingan. Karena bila gerakan perubahan hanya dilakukan oleh pemerintah maka menurut Mendikbud Nadiem hal itu dipastikan akan gagal.
Sistem pendidikan yang ada saat ini, kata Nadiem, lebih berfokus kepada administrasi pendidikan yang lebih banyak mengurus birokrasi dan mendistraksi guru dari melakukan tugas utamanya yaitu mengajar dan berinteraksi dengan murid.
Menurut Nadiem, perlu ada perubahan dan fleksibilitas dari kurikulum serta perubahan dari sisi administrasi dan regulasi untuk melepaskan berbagai macam kendala dan sekat-sekat.
“Jadi sudah pasti yang bakal kelihatan dalam enam bulan ke depan kita akan melakukan berbagai macam announcement di mana akan terlihat kita akan sangat berpihak pada partisipasi masyarakat dari pada melakukan semuanya sendiri,” ujar Nadiem.
Hal itu dilakukan, kata dia, karena inovasi pendidikan tidak akan tercipta tanpa kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat secara keseluruhan.