JAKARTA, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kapitalisasi pasar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus angka Rp 15.000 triliun per 3 Oktober 2025. Pencapaian ini disebut sebagai indikator kuat bahwa pasar modal memainkan peran strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
“Pasar modal memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Hingga 3 Oktober kemarin, kapitalisasi pasar sudah mencapai sekitar Rp 15.000 triliun dengan lebih dari 18,7 juta SID (Single Investor Identification),” ujar Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, dalam sambutannya di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (7/10/2025).
Sebagai perbandingan, nilai kapitalisasi pasar tersebut kini lebih dari empat kali lipat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025 yang tercatat sebesar Rp 3.621,3 triliun, sebagaimana tercantum dalam Nota Keuangan dan Rancangan APBN 2025 oleh Kementerian Keuangan.
Hal ini menurut OJK tidak hanya mencerminkan tingginya aktivitas di pasar modal, tetapi juga meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap industri keuangan Indonesia.
Inarno menekankan pentingnya kepercayaan publik terhadap pasar modal, yang harus dijaga melalui transparansi, keadilan transaksi, perlindungan data pribadi, dan penguatan regulasi.
“Investor perlu diyakinkan bahwa setiap transaksi itu berlaku adil, transparan, dan aman. Itu yang paling penting, baik dari sisi regulasi, tata kelola, maupun perlindungan data pribadi,” tegasnya.
Untuk memastikan hal tersebut, OJK telah menerbitkan sejumlah regulasi penting, termasuk; POJK Nomor 50 Tahun 2016 tentang Penyelenggara Dana dan Perlindungan Pemodal, yang menjamin aset pemodal tetap aman dalam situasi fraud atau kegagalan sistemik dan POJK Nomor 13 Tahun 2025 mengenai Pelaporan Insiden Siber, yang menjadi bagian dari strategi memperkuat ketahanan siber di sektor pasar modal.
“Ketahanan siber bukan lagi isu teknis, tetapi juga menjadi pilar utama menjaga kepercayaan investor,” pungkas Inarno.
OJK juga mencatat jumlah investor pasar modal Indonesia mencapai 18,7 juta SID, menandai tren positif pertumbuhan partisipasi publik dalam instrumen investasi formal, khususnya saham, reksa dana, dan obligasi.
Dengan pertumbuhan tersebut, OJK optimistis pasar modal akan terus menjadi motor penggerak ekonomi, sekaligus wadah pembiayaan jangka panjang bagi korporasi nasional.