Manajemen Persita Tangerang galau perihal gaji pemain apabila PSSI resmi menghentikan secara total kompetisi Liga 1 dan berencana menggantinya dengan turnamen sebagai imbas dari merebaknya virus corona di Tanah Air.
“Makanya kita belum bisa berandai-andai karena banyak faktor yang harus kita lihat dulu. Masalah kontrak itu harus dibicarakan kembali, karena kita tidak mungkin mengontrak pemain hanya sebatas turnamen tertentu saja,” ujar manajer Persita, I Nyoman Suryanthara saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Minggu.
Sebelumnya, PSSI membuka opsi untuk menghentikan atau meniadakan kompetisi Liga 1 dan 2, jika masa darurat dari pemerintah karena pandemi corona diperpanjang. PSSI juga berencana menggulirkan kompetisi pengganti, sambil melihat situasi dan kondisi yang ada.
Menurut dia, para pemain memang dikontrak hingga Desember atau untuk semusim penuh kompetisi Liga 1. Maka apabila kompetisi resmi dihentikan, maka manajemen akan mengambil langkah lain perihal gaji dan kontrak.
“Kalau kompetisi liga diberhentikan dengan status force majeure secara otomatis berarti mau enggak mau harus menggugurkan kontrak pemain,” kata dia.
“Itu yang belum bisa kita bayangkan jika tiba-tiba turnamen untuk mengisi jeda itu. Tapi kita lihat aja regulasi PSSI seperti apa,” kata dia.
Sementara di tengah situasi yang tidak pasti dan kompetisi ditunda, manajemen menyesuaikan gaji para pemain dengan hanya membayar sebesar 10 persen dari total nilai yang tertera dalam kontrak. Manajemen Pangeran Cisadane juga masih bertanggung jawab atas segala kebutuhan lainnya.
“Kita masih bertanggung jawab, fasilitas tetap kita berikan, seperti rumah, mes pemain, dan fasilitas lainnya, hanya digajinya yang kita sesuaikan,” kata dia. (ant)