SURABAYA, Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Kota Surabaya menyatakan Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) tidak boleh digunakan untuk kegiatan apapun menjelang Piala Dunia U-20.
Kepala Disbudporapar Wiwik Widayati di Surabaya, Kamis, mengatakan, larangan penggunaan GBT berdasarkan surat dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang tidak memperbolehkan penggunaan lima stadion yang dipilih menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, salah satunya GBT, mulai Januari sampai berakhirnya kompetisi sepak bola tersebut.
“Saat ini GBT dan lapangan-lapangan pendukung untuk Piala Dunia, sudah masuk proses renovasi yang dilakukan Kementerian PUPR. Segala sesuatunya harus sesuai dengan rencana kementerian,” kata dia. Menurut dia, berdasarkan surat Kementerian PUPR yang diterima tertanggal pada 2 Januari 2022, GBT tidak bisa lagi dipergunakan oleh semua pihak. “Pekan depan material untuk renovasi sudah tiba di lokasi yang direnovasi,” kata dia.
Wiwik mengatakan, pihaknya merasa perlu memberikan penjelasan langsung kepada manajemen Persebaya dan bonek terkait status stadion GBT. “Muncul kesan dalam beberapa hari terakhir, kalau Pemkot Surabaya tidak all out mendukung Persebaya bermarkas di kotanya sendiri,” ujar Wiwiek.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sebelumnya mengatakan, pihaknya akan membantu Persebaya mencari solusi markas pada putaran kedua Liga 1 Indonesia 2022/2023, salah satunya menghubungi Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani agar tim kebanggan Arek-Arek Suroboyo tersebut diperbolehkan bermain di Stadion Gelora Joko Samudro.
“Alhamdulillah Mas Bupati Gresik memberikan lampu hijau Persebaya sementara waktu berkandang di sana selama GBT dipersiapkan dan digunakan untuk Piala Dunia,” kata Wali Kota Eri. Meskipun begitu, kata dia, pihaknya mencermati dinamika yang terjadi di kotakota lain yang menjadi tuan rumah Piala Dunia sekaligus menjadikan stadionnya sebagai markas tim Liga 1, salah satunya Persis Solo yang getol melakukan lobi ke Kemenpora dan kementerian PUPR agar tim Laskar Sambernyawa tersebut tetap bisa bermain di Stadion Manahan. “Kalau di Solo atau kota lain bisa, Surabaya juga harusnya bisa dong, Persebaya bermain di GBT,” kata dia.
Sementara itu, perwakilan suporter Persebaya dari Green Nord Husni Gozali berharap agar Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersama jajarannya dapat terus membantu mencari solusi untuk permasalahan stadion yang akan digunakan Persebaya sebagai markas pada Putaran kedua kompetisi.
“Kami yakin, GBT naik kelas karena kualitas stadion semakin bagus setelah dipakai Piala Dunia, namun solusi untuk kebutuhan markas tim di sisa musim ini juga tidak kalah penting,” kata Cak Conk sapaan akrabnya.