“Jangan Cuma Ngomong, Menulis Dong!”

Tradisi ngomong makin ke sini makin tidak terbendung. Wajar bila hari ini, banyak orang lebih pandai bicara daripada pintar menulis. Berangkat dari realitas itulah, hari ini dilakukan peluncuran dan bedagh buku “Jangan Cuma Ngomong, Menulis Dong!” karya Zaenudin HM, seorang jurnalis senior dan writerprenuer di Aula Perpusnas RI Jl. Medan Merdeka Selatan, 30/6.

Buku terbitan Campustaka ini dibedah oleh Syarifudin Yunus, Dosen Jurnalistik Unindra dan Pendiri Taman Bacaan Lentera Pustaka untuk mengingatkan akan pentingnya budaya menulis. Dimoderatori oleh Madin Tyasawan (pegiat literasi) dan dihadiri oleh 90 peserta membahas tips cara mudah menuangkan ide dan gagasan secara tertulis. Karena yang tertulis akan abadi, sementara yang terucap akan hilang.

“Melalui buku ini, saya ingin mengajak kita semua untuk menulis. Karena siapapun dan apapun dapat ditulis. Maka mulailah untuk menulis, Jangan Cuma Ngomong, Menulis Dong!” ujar Zaenudin HM sang penulis buku.

Buku “Jangan Cuma Ngomong, Menulis Dong!” tergolong buku yang “menggampangkan” pembaca dari sisi bahasa, mudah dicerna dan renyah. Keunikan buku ini memiliki gaya penulisan bersifat “provokatif” yang menyajikan “tips menulis”. Agar pembaca mau “memompa semangat” untuk menulis. Karena menulis adalah perilaku, bukan pelajaran.

Syarifudin Yunus selaku pembahas menyatakan, buku “Jangan Cuma Ngomong, Menulis Dong!” dianggap sebagai buku provokatif yang mampu memerintah pembaca untuk jadi penulis. Karena dari sisi konten, buku ini terglong paripurna dengan memaparkan 1) Proses Kreatif Seorang Penulis dan 2) Mau Menulis Apa? Banyak Pilihan untuk Pemula. Sehingga buku ini bisa jadi panduan menulis bagi para pemula.

Karena itu pula, antusiasme peserta saat bedah buku terasa dibangkitkan. Tidak kurang dari 8 penanya “concern” tentang cara untuk mudah menulis. Menulis dengan tuturan yang mengalir, komunikatif namun tetap menarik untuk dibaca.

“Bedahan saya menyimpulkan, buku ‘Jangan Cuma Ngomong, Menulis Dong!’ adalah sebuah provokasi untuk menjadi penulis. Dan dalam dunia literasi, hebatnya buku ini mampu memerintah pembaca untuk jadi penulis” ujar Syarifudin Yunus selaku pembahas.

Maka jangan cuma ngomong, menulis dong!
Kalau tidak sekarang, kapan lagi. Ubahlah tradisi lisan menjadi budaya tulis. Karena semua, bisa menulis … menulis dan menulis #BedahBuku

Related posts

Leave a Reply