Aktor bela diri Jackie Chan kembali beraksi di film laga “Vanguard”, kolaborasi keenam antara Jackie Chan dan sutradara Stanley Tong.
Di film arahan Stanley Tong, Jackie Chan adalah pemimpin dari perusahaan keamanan swasta Vanguard. Perusahaan itu kedapatan tugas untuk melindungi seorang pengusaha yang mendapat ancaman balas dendam.
Tugas Vanguard tak berakhir di situ, mereka harus menyelamatkan nyawa putri pengusaha yang menjadi target baru dari para penjahat.
Dari kawasan gurun, padang Afrika, perairan, hutan yang rimbun dengan pepohonan hingga hiruk pikuk kota besar, Vanguard punya sistem yang canggih untuk melacak target dan membantu para pekerjanya dalam melaksanakan misi.
Petugas-petugas di kantor pusat memantau situasi mereka di balik layar canggih, memastikan lokasi hingga kondisi kesehatan, menyampaikan informasi tersebut pada mereka yang bekerja di lapangan.
Tang Huating (Jackie Chan) beraksi bersama anak buahnya: Lei Zhenyu (Yang Yang) si cekatan dan menawan, Shendiao (Zhu Zhengting) yang punya peralatan canggih sehingga dapat melayang, dan Zhang Kaixuan (Lun Ai) yang setia.
Tim ini tak lengkap tanpa kehadiran Mi Ya (Miya Muqi) satu-satunya anggota perempuan andalan yang kemampuannya tak bisa diremehkan.
Aktris Miya Muqi menampilkan kepiawaiannya bertarung, sama sekali tak terlihat canggung karena dia memang punya latar belakang bela diri. Aktris 32 tahun ini adalah guru yoga, tari sekaligus taekwondo.
Meski membuktikan statusnya sebagai perempuan bukan jaminan kelihaiannya di bawah kaum Adam, karakter Mi Ya pada satu titik terjebak dalam stereotipe perempuan dalam film-film laga, diumpankan dengan modal sensualitas.
Film ini menyuguhkan banyak adegan laga yang seru. Bukan cuma kebut-kebutan di jalan, penonton juga akan melihat pertarungan di air yang pada kenyataannya nyaris merenggut nyawa Jackie Chan yang sempat tenggelam.
Saat syuting, Jackie terlempar dari kendaraannya, lalu tersangkut di bawah air sehingga tak bisa dilihat oleh para kru. Dua perahu cepat penyelamat langsung dikerahkan dan akhirnya mereka bisa menemukan Jackie.
Porsi adegan laga mendominasi di film ini, diselingi dengan potensi hubungan klien-pengawal yang bisa berujung asmara.
Walau bisa selamat dari segala macam bahaya, namun Jackie Chan tak bisa menyelamatkan “Vanguard” dari efek visual yang kurang maksimal, terutama saat mereka berada di Afrika.
Tak hanya itu, pergantian adegan dari satu lokasi ke lokasi lain tidak terasa lancar, jelas terasa terpotong karena sebagian besar hanya menggunakan efek fade out.
Tapi memang komedi khas Jackie Chan menjadi faktor paling menarik di sini. Dia membuktikan keahliannya melakukan adegan berbahaya tak terkikis meski usianya sudah menuju senja. Tapi ada satu adegan lucu yang menyiratkan Jackie akhirnya “ingat umur”.
Ketika melihat anak buahnya meloncat dari lantai dua, Jackie yang tengah bersiap-siap langsung berubah pikiran ketika diberitahu ada tangga di dekat situ.
“Vanguard” memang bukan film terbaik Jackie Chan, tapi baik ditonton bila Anda rindu menyaksikan aksi dari aktor legendaris tersebut. (ant)