BOGOR, IPB University menyatakan keprihatinan atas kasus pemukulan yang dialami mahasiswinya, Feny Siregar, saat melakukan riset tugas akhir di Desa Sihaporas, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin (22/9/2025).
Feny tercatat sebagai mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (KPM), Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University.
Rektor IPB University menegaskan kampus akan mengambil langkah-langkah penting untuk memastikan perlindungan terhadap mahasiswi tersebut.
“Kami sangat prihatin pada kasus yang menimpa Saudari Feny, yang menjadi korban pemukulan. IPB University akan segera melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk menindaklanjuti kasus tersebut,” ujar Rektor dalam keterangan resmi, Selasa (23/9/2025).
Rektor menambahkan, pihaknya telah menugaskan Dekan Fema IPB University, Prof Dr Sofyan Sjaf, untuk melakukan koordinasi dengan berbagai pihak di lokasi kejadian, termasuk dengan Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Utara.
Langkah ini dilakukan untuk mengumpulkan fakta-fakta yang diperlukan, mengetahui kronologi peristiwa, sekaligus menjadi dasar pengambilan keputusan kampus dalam menindaklanjuti kasus tersebut.
“Pada prinsipnya, kami berkomitmen untuk memberikan perlindungan kepada mahasiswi kami,” tegas Rektor.
Dekan Fema IPB University, Prof Sofyan Sjaf, menyebut pihaknya segera bertolak ke Sumatera Utara. Ia mengatakan akan berkoordinasi dengan kepolisian sekaligus memastikan kondisi kesehatan fisik dan mental Feny.
“Kami akan berkoordinasi dengan Polda Sumatera Utara untuk melakukan pendalaman fakta dan penelusuran lebih lanjut. Kami juga akan bertemu dengan Saudari Feny dan keluarga untuk memastikan kondisinya tertangani dengan baik,” kata Sofyan.
IPB University menegaskan komitmennya untuk memperkuat sistem perlindungan bagi mahasiswa, khususnya yang sedang melaksanakan riset lapangan.
Pihak kampus berharap kasus ini dapat segera diselesaikan dengan baik melalui jalur hukum dan koordinasi dengan aparat setempat.






