Sudah tidak cocok. Daripada nanti di dalam tidak cocok, lebih baik saya keluar
JAKARTA, Pencalonan Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024 oleh Partai NasDem menimbulkan dinamika internal. Sejumlah kader Partai NasDem mundur karena pencapresan Anies Baswedan.
Pengumuman Anies Baswedan sebagai capres Partai NasDem disampaikan langsung Ketua Umum Surya Paloh di markasnya, NasDem Tower, Senin (3/10/2022). Surya Paloh menyebut Anies ‘the best’ ketika menyampaikan alasannya menunjuk Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 sebagai capres.
“Kenapa Anies Baswedan? Jawabannya adalah why not the best?” kata Paloh.
Surya Paloh meminta kader NasDem mengawal pencapresan Anies Baswedan. Gayung bersambut, Anies menerima mandat pencapresan dari NasDem.
Kader-kader Mundur
Niluh Djelantik kemudian muncul dengan pernyataan mundur dari Partai NasDem. Alasannya karena pencapresan Anies Baswedan.
Sebelum mengundurkan diri, Niluh Djelantik menjabat Ketua Departemen Bidang UMKM DPP Partai NasDem.
“Anies Baswedan berada di seberang kami, kami tidak ada masalah dengan beliau pribadi, karena pada saat beliau jadi jubir capres Pak Jokowi itu kami menyambut dengan sangat baik. Kami percaya beliau membawa pesan yang baik untuk negara ini, hingga dilantik jadi menteri, siapapun pilihan Pak Jokowi kami support,” kata Niluh kepada wartawan, Selasa (4/10/2022).
Setelah Niluh Djelantik, Anak Agung Ngurah Panji Astika memutuskan cabut dari Partai NasDem. Panji Astika sempat menjabat Wakil Ketua Bidang Hubungan Eksekutif di DPW NasDem Bali.
Sama seperti Niluh Djelantik, alasan Panji Atika mundur dari NasDem ialah pencapresan Anies Baswedan.
“Sudah tidak cocok. Daripada nanti di dalam tidak cocok, lebih baik saya keluar,” kata pria yang juga mantan calon bupati Tabanan.
Sekretaris DPW Partai NasDem Bali, I Nyoman Winatha, membenarkan pengunduran diri Panji Astika dari partai karena keputusan DPP mengusung Anies Baswedan sebagai capres 2024.
Eks Ketua DPW Gerakan Restorasi Pedagang dan UMKM (Garpu) NasDem Sulawesi Utara (Sulut) Fredriek ‘Didi Roa’ Lumalente juga mundur dari partai karena mengikuti jejak Niluh Djelantik.
“Saya dengan Niluh di Bali, kami bercerita. Saya kan tidak terlalu suka ke Anies, jadi keluar saja. Sebagai kader saya mundur,” ujarnya.
Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan DPW Partai NasDem, Ali Mansyur HD, menyebut ada dua kadernya yang menyatakan mundur belum lama ini. Namun dia membantah bahwa mundurnya dua kader itu terkait deklarasi pencapresan Anies Baswedan oleh Partai Nasdem.
Menurutnya, dua kader NasDem sudah mundur sebelum Anies dideklarasikan sebagai capres.
“Bukan (karena deklarasi Anies Capres), itu hanya framing saja, framing ya,” katanya Ali Mansyur saat dihubungi, Rabu (5/10).
Respons NasDem
Ketua DPP NasDem Willy Aditya menghormati sikap masing-masing kader yang mundur karena pencapresan Anies Baswedan. Willy menyebut selain ada kader yang keluar, banyak juga yang berbondong-bondong masuk ke NasDem. Dia menilai hal itu biasa dalam partai politik, apalagi menjelang pilpres.
“Dalam pada itu, banyak juga yang berbondong bondong masuk NasDem. Jadi ada yang keluar ada juga yang masuk. Saya kira hal demikian ini biasa dalam dinamika menjelang pemilu dan pilpres,” ujarnya.
Namun, Willy memastikan keputusan NasDem mengusung Anies sudah bulat. Sejak terpilih tiga nama menjadi satu nama, hal itu disebut hasil ijtihad Surya Paloh sebagai ketua umum NasDem.