Indonesia Resmi Jadi Anggota Penuh BRICS, Budisatrio Djiwandono Apresiasi Langkah Strategis Pemerintah

Foto: gerindra

JAKARTA, Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Budisatrio Djiwandono, menyambut baik keputusan pemerintah yang berhasil menjadikan Indonesia sebagai anggota penuh BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan). Ia menilai langkah ini sejalan dengan falsafah politik luar negeri bebas aktif yang diusung oleh Presiden RI Prabowo Subianto.

“Kami menyambut gembira keanggotaan penuh Indonesia dalam BRICS karena ini adalah wujud sejati dari falsafah politik luar negeri bebas aktif yang ditekankan oleh Presiden Prabowo,” ujar Budisatrio dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (8/1).

Read More

Menurut Budisatrio, status sebagai anggota penuh BRICS akan memperkuat posisi Indonesia dalam percaturan geopolitik global. Selain itu, Indonesia memiliki peluang untuk menjalin hubungan diplomatik yang setara dan saling menguntungkan dengan berbagai negara.

“Keanggotaan penuh ini membuka ruang bagi Indonesia untuk menciptakan relasi yang setara dan memperjuangkan kepentingan nasional, termasuk melalui diplomasi yang lebih inklusif dan berkeadilan di tengah tren geopolitik global yang kerap berorientasi pada kepentingan domestik masing-masing negara,” jelasnya.

Budisatrio menekankan bahwa keanggotaan Indonesia di BRICS juga dapat dimanfaatkan untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina melalui diplomasi multilateral yang lebih kuat. Langkah ini, menurutnya, sejalan dengan amanat UUD 1945 yang menegaskan komitmen Indonesia terhadap kemerdekaan bangsa lain.

“Pengaruh diplomatik Indonesia di BRICS harus dimanfaatkan untuk mengangkat isu Palestina. Ini merupakan wujud nyata dari amanat konstitusi kita,” tegas Budisatrio.

Menanggapi anggapan bahwa keanggotaan di BRICS merupakan langkah konfrontatif terhadap blok ekonomi Barat, Budisatrio membantah keras. Ia menegaskan bahwa politik luar negeri Indonesia tetap berpegang pada prinsip bebas aktif.

“Keanggotaan Indonesia di BRICS bukan bentuk konfrontasi dengan pihak mana pun. Seperti yang sering disampaikan Presiden Prabowo, ‘seribu teman terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak.’ Prinsip ini menjadi dasar keterlibatan Indonesia di berbagai forum internasional, seperti OECD, APEC, G20, maupun OKI,” kata Budisatrio.

Ia juga mengingatkan pemerintah untuk selalu mengutamakan kepentingan nasional dalam setiap hubungan diplomatik yang dibangun.

“Ketika kita turut memperjuangkan tatanan global yang lebih baik, kita tetap harus menjadikan kepentingan dalam negeri sebagai acuan utama dalam setiap kebijakan luar negeri,” tambahnya.

Keputusan Indonesia menjadi anggota penuh BRICS diumumkan oleh Brasil selaku presidensi organisasi tersebut pada Senin (6/1). Dalam pernyataannya, pemerintah Brasil menyebutkan bahwa Indonesia memiliki kesamaan visi dengan anggota BRICS lainnya dalam mendukung reformasi institusi global dan memperkuat kerja sama negara-negara Selatan Global.

“Indonesia, yang memiliki populasi dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, berbagi pandangan dengan anggota BRICS lainnya dalam menciptakan kontribusi positif untuk tatanan dunia yang lebih adil dan inklusif,” demikian pernyataan resmi pemerintah Brasil.

Related posts

Leave a Reply