GMNI: Digitalisasi Bantu Petani Lawan Tengkulak

JAKARTA, Refleksi akhir tahun 2019, Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP GMNI) memberikan catatan penting bagi Pemerintahan Jokowi-Ma’aruf selama satu tahun, terutama dalam sektor pertanian.

Ketua Umum DPP GMNI, Arjuna Putra Aldino mengungkapkan dominan masyarakat Indonesia, terutama di Pedesaan banyak yang menggantungkan hidup dari sektor pertanian. Maka menurut Arjuna, sektor pertanian perlu menjadi prioritas perbaikan.

Read More

“32 persen masyarakat Indonesia bekerja di sektor pertanian. Ada sekitar 37,77 juta dari total jumlah pekerja 118,41 juta jiwa, dan ini tertinggi dibandingkan sektor lainnya. Maka perlu menjadi perhatian serius”, ungkap Arjuna

Arjuna juga mengungkapkan rata-rata rumah tangga miskin juga menggantungkan hidup dari sektor pertanian. Dan rata-rata berada di pedesaan. Sehingga menurut Arjuna dengan memperbaiki sektor pertanian, maka bisa menekan angka kemiskinan.

“Ada sebanyak 49,41% rumah tangga miskin menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian. Dan rata-rata (63,73%) berada di pedesaan”, tambah Arjuna

Salah satu solusinya menurut Arjuna yakni adanya percepatan digitalisasi pertanian. Karena masalah mendasar sektor pertanian kita soal tata niaga yang masih didominasi tengkulak, yang membuat harga jual produk petani sangat murah dan akumulasi modal hanya bergerak di level tengkulak.

“Digitalisasi pertanian adalah solusi paling realistis untuk memotong peran tengkulak. Dengan teknologi informasi kita menghubungkan langsung petani dengan konsumen. Itu sangat berdampak bagi kehidupan petani”, tutur Arjuna

Namun yang menjadi persoalan, menurut Arjuna, pemanfaatan teknologi informasi (TIK) di kalangan petani yang masih rendah. Penetrasi teknologi informasi di level petani sangat minim. Masih sedikit petani yang memanfaatkan teknologi informasi untuk pengembangan usahanya.

“Ini tugas kita semua. Bagaimana agar revolusi teknologi yang ada saat ini berpihak pada kepentingan petani, mampu membebaskan petani dari jerat kemiskinan dan ketertindasan. Sehingga petani kita bisa bersaing di tengah globalisasi yang tak bisa dihindarkan lagi,” tutup Arjuna.

Related posts

Leave a Reply