BANTEN, Ratusan petani dari dua desa yang tergabung dalam Serikat Tani Mencirim Bersatu (STMB) dan Serikat Petani Simalingkar Bersatu (SPMB) yang melakukan aksi jalan kaki, semalam, Senin, 3 Agustus 2020 telah sampai di Merak, Banten. Kedatangan mereka disambut oleh gerakan tani, yakni Konsorsium Pembaruan Agraria dan (KPA), Pergerakan Petani Banten (P2B), bersama-sama dengan gerakan buruh dan mahasiswa di Banten, di antaranya Konfederasi KASBI, PMII Cilegon, PMII Serang, Serikat Mahasiswa Sosialis Demokratik dan Aliansi Mahasiswa Cilegon.
Pagi ini, Selasa, 4 Agustus 2020, rombongan petani akan melanjutkan perjalanan dengan kawalan dari gerakan tani, buruh dan mahasiswa se-Banten menuju Jakarta. Hal ini merupakan wujud dukungan dan solidaritas dari gerakan tani, buruh, dan mahasiswa Banten kepada petani Sei. Mencirim dan Simalingkar yang sedang memperjuangkan hak atas tanah mereka.
Para petani akan mendatangi Istana Negara di Jakarta untuk menemui Presiden Jokowi, meminta penyelesaian konflik antara petani di dua desa dengan PTPN II serta meminta Presiden membubarkan perusahaan plat merah tersebut karna telah merampas tanah-tanah petani.
Ini adalah hari ke-40 semenjak para petani memulai aksi jalan kaki dari Deli Serdang pada 24 Juni 2020, menempuh kurang lebih 1.739 Km, melintasi 6 provinsi, Sumatra Utara, Riau, Jambi, Sumatra Selatan dan Lampung.
Abay Haetami, Ketua Pergerakan Petani Banten (P2B) mengatakan penyambutan ini sebagai bentuk dukungan penuh petani Banten terhadap petani Sei. Mencirim dan Simalingkar yang tengah memperjuangkan keadilan dan hak atas tanah mereka.
“Kita dari Pergerakan Petani Banten (P2B) memahami betul apa yang dirasakan oleh kawan-kawan, di mana tanah yang menjadi satu-satunya alat produksi petani dirampas oleh negara, yang seharusnya justru melindungi kaum tani,” ujar Abay.
Menurut Abay, pihaknya sangat terharu dengan perjuangan kawan-kawan, rela melakukan jalan kaki siang-malam sejauh ribuan kilometer untuk memperjuangkan hak atas tanah mereka. “Ini harus dimaknai sebagai semangat baru bagi gerakan tani di Indonesia, terutama bagi petani-petani yang masih memperjuangkan hak atas tanah mereka saat ini, seperti P2B,” tutup Abay.
Syamsudin, Kepala Departemen Penguatan Organisasi KPA yang hadir dalam penyambutan secara tegas menuntut pemerintah segera menyelesaikan konflik agraria antara petani Sei. Mencirim dan Simalingkar yang berkonflik dengan PTPN II.
“Kami sangat menyayangkan di tengah janji reforma agraria pemerintah, masih banyak petani yang dirampas tanah-tanah mereka, bahkan sampai harus melakukan aksi jalan kaki ribuan kilometer dari Sumatara Utara menuju Istana Negara di Jakarta,” sambungnya
Kami mengingatkan lagi pemerintah untuk segera melepaskan klaim PTPN II atas tanah-tanah petani di Sei. Mencirim dan Simalingkar dan segera menyelesaikan konflik-konflik agraria yang masih banyak terjadi di berbagai wilayah di Indonesia,” tutup Syamsudin.