Ekspor Batu Bara RI ke China dan India Merosot, ESDM: Produksi Domestik Mereka Naik Tajam

Foto: Istimewa

JAKARTA, Permintaan batu bara Indonesia dari dua negara tujuan utama, yakni China dan India, mengalami penurunan signifikan pada tahun ini. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa penurunan tersebut disebabkan oleh melonjaknya kapasitas produksi batu bara di kedua negara tersebut.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM, Tri Winarno, menjelaskan bahwa tren penurunan ekspor batu bara RI merupakan imbas langsung dari strategi negara-negara tersebut yang kini lebih mengandalkan produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan energi mereka.

Read More

“China dan India memang kapasitas produksinya naik. Sedangkan kita, ekspor utamanya ke kedua negara itu. Jadi ini masih wajar, bagian dari siklus pasar yang sedang fluktuatif,” kata Tri di Gedung DPR RI, dikutip Senin (8/9/2025).

Berdasarkan data Minerba One Data Indonesia (MODI) per 4 September 2025, realisasi ekspor batu bara Indonesia tercatat sebesar 253,2 juta ton, turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sinyal penurunan ekspor ini sebenarnya telah diprediksi sebelumnya oleh Indonesian Mining Association (IMA). Direktur Eksekutif IMA, Hendra Sinadia, menyatakan bahwa negara-negara tujuan ekspor seperti China dan India kini lebih memilih untuk mengoptimalkan potensi produksi batu bara dalam negeri guna mendukung pertumbuhan ekonomi mereka.

“Produksi batu bara China tahun lalu sudah hampir mencapai 5 miliar ton. Mereka berkepentingan untuk mendorong industri batu bara nasional karena kebutuhan energinya juga meningkat,” ujar Hendra di Jakarta, Rabu (23/7/2025).

Di sisi lain, produksi batu bara Indonesia juga meningkat tajam tahun lalu. Namun, peningkatan ini tidak sebanding dengan melemahnya permintaan global, terutama dari pasar utama seperti China dan India.

“Sejak 2023, setelah pandemi Covid-19 mereda, kami sudah prediksi akan terjadi oversupply. Dan itu terus berlanjut hingga sekarang. Maka dari itu, ekspor kita tahun ini jelas akan lebih rendah dibanding tahun lalu,” tambah Hendra.

Dengan tren melemahnya permintaan dari dua pasar utama, pemerintah dan pelaku industri dipandang perlu mulai melakukan diversifikasi pasar ekspor ke negara-negara lain yang masih membutuhkan suplai batu bara dalam jumlah besar, seperti di kawasan Asia Tenggara dan beberapa negara Afrika.

Langkah ini menjadi penting untuk menjaga stabilitas ekspor dan mendukung kontribusi sektor pertambangan terhadap perekonomian nasional, terutama dalam masa transisi energi yang semakin mendorong pergeseran dari batu bara ke sumber energi terbarukan.

Related posts

Leave a Reply