“Ekspektasi dan Realita: Refleksi 93 Tahun Sumpah Pemuda”


Oleh M Ageng Dendy Setiawan
Kader GMNI

28 Oktober 2021, tepat 93 tahun para pemuda mengikrarkan sumpahnya pada negeri ini. Tak sedikit pemuda yang kehilangan nyawa dan gugur menjadi pejuang. Dari zaman ke zaman pemuda memiliki tantangan dan cara berjuang yang berbeda, 1908 pemuda melakukan gerakan yang dikenal dengan Boedi Oetomo, 1928 berlanjut pada penyatuan gerakan melawan penjajah melalui sumpah pemuda, 1945 para pemuda mendesak para tokoh bangsa untuk segera mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia sampai pada gerakan mempertahankan kemerdekaan dari sekutu, 1966 para pemuda mengawal jalannya pemerintahan serta memberikan kritikan keras pada masa Presiden Soekarno, 1998 dimana para pemuda memilih jalan reformasi untuk menggulingkan rezim Soeharto yang dianggap terlalu otoriter serta menyebabkan terjadinya krisis moneter, dari masa ke masa pemuda telah melakukan dan membuktikan perubahan besar untuk bangsa ini.

Read More

Sejarah sudah berlalu api semangat pendahulu haruslah kita pegang dan kita jadikan spirit. Tantangan pemuda masa kini jelaslah berbeda, pesatnya kemajuan teknologi menjadi sarana bagi pemuda untuk mengekspresikan pikiran dan menjadikannya salah satu alat berjuang. Media menjadi ruang baru demokrasi para pemuda, tidak sedikit gerakan mengkritik pemerintah dan gerakan mendukung pemerintah dilakukan melalui media sosial ini bukti bahwa gerakan pemuda sudah melakukan inovasi melalui gerakan udara. Sebagai pemuda tentunya kita juga harus tetap melakukan kritik dan kontrol terhadap pemimpin negara, meskipun terkadang lingkaran penguasa merasa keberatan jika kritik dan kontrol dilakukan oleh para pemuda “biasa, asal bapak senang”. Kritik dan kontrol para pemuda sebenarnya tidak perlu dianggap sebagai lawan politik, atau suatu hal yang berbahaya oleh para elit, kritik dari para pemuda adalah bentuk sayang dan cintanya terhadap negeri ini agar lebih baik lagi.

Banyak kemudian para pemuda sudah terlibat dan masuk dalam lingkar kekuasaan, ini adalah angin segar bagi kita untuk bisa mewakilkan ekspektasi kita kepada para perwakilan kaum muda di lingkaran kekuasaan, dengan harapan dapat memiliki terobosan-terobosan yang membuat bangsa ini jauh melompat kedepan, rupanya para pemuda yang di lingkaran kekuasaanpun sama saja dengan mereka yang asal bapak senang tapi minim inovasi. Generasi Milenial atau generasi muda seringkali menjadi objek politik yang sangat sexy namun seharusnya juga dibarengi dengan supoort sistem serta ruang dan keberanian pemuda dalam berpikir out of the box untuk Indonesia yang lebih baik. Di era disrupsi saat ini dipaksa untuk terjadinya inovasi dan perubahan besar-besaran yang secara fundamental mengubah semua sistem, tatanan, dan landscape yang ada ke cara-cara baru. Diread inilah kita juga harus memikirkan bagaimana ideologi tetap menjadi bintang penerang penuntun masa depan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

Tolak ukur keberhasilan pemuda tidak hanya diukur dari dia sudah menciptakan teknologi apa, membuka lapangan pekerjaan apa dan sudah sesukses apa, tetapi seharusnya ketika kita kembali pada spirit pemuda pada zamannya , pemuda tidak hanya diukur dari itu saja melainkan juga harus menggali dan memenangkan masyarakat miskin yang kalah diera disrupsi teknologi kapitalisme, mampu memiliki ide, inovasi dan gagasan besar untuk negeri ini, ikut andil dalam merumuskan rencana strategis dan roadmap bangsa ini, karena generasi pemuda saat inilah yang akan mengemudikan perahu besar bangsa ini.

Saya sangat yakin Bapak Jokowi sangat menghargai dan sangat mengapresiasi para pemuda yang berani memberikan gagasan besarnya serta memberikan masukan untuk kemajuan bangsa ini. Tulisan ini saya buat bukan untuk mengkritik presiden Jokowi, tapi torehan opini ini saya buat agar menjadi refleksi kita bersama bahwa pemuda adalah orang yang berani menyampaikan gagasan besarnya, berani menyampaikan pendapatnya sebagai agen of control, bukan pemuda yang hanya ingin duduk menikmati kekuasaan dan melakukan pencitraan dengan prinsip “asal bapak senang” . Ingat kita terlahir dari sejarah besar sumpah pemuda yang berani melawan penjajah, hari ini pula kita akan kembali pada spirit masa lampau, bahwa kita mempunyai gagasan dan harapan yang besar untuk Indonesia dimasa yang akan datang serta mengusir orang orang yang ingin merongrong negeri ini. Tetap lantangkan kritikan cintamu, sedekahkan jiwa ragamu untuk Indonesia tercinya.

Related posts

Leave a Reply