Ekonomi RI Alami Rebound, Belanja Pemerintah jadi Penopang Utama

JAKARTA, Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Arif Budimanta, menyatakan, kebijakan pemerintah, melalui program penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), terbukti efektif dalam membalikan (rebound) pelemahan ekonomi yang sempat dialami Indonesia sejak awal pandemi, Maret 2020.

Dalam pernyataaannya di Jakarta, Kamis (5/11), Arif menyatakan, belanja pemerintah pada Q3 2020 tumbuh 9,76% dan memberi kontribusi senilai 9,69% terhadap output perekonomian.

Read More

“Arahan Presiden Jokowi yang terus-menerus terhadap para menteri untuk mengefektifkan anggaran terbukti mampu memulihkan perekonomian,” ujar Arif

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga (Q3) 2020 tercatat tumbuh lebih baik ketimbang Q2 sebelumnya.

BPS mencatat, secara QtoQ, pertumbuhan ekonomi RI mencapai 5,05%. Kendati, secara tahunan, pertumbuhan itu masih berada di level negatif -3,49%.

Menanggapi laporan BPS itu, Arif Budimanta menegaskan bahwa ekonomi kita telah mengalami banyak perbaikan dan kemajuan dibandingkan dengan Q2 ketika awal pandemi terjadi di Indonesia. Faktor belanja pemerintah, sedikit banyak, mampu menutupi pelemahan di sektor konsumsi dan investasi.

Sektor konsumsi rumah tangga pada Q3 2020 tercatat secara tahunan mengalami kontraksi -4,04%. Sementara sektor investasi juga berada di zona negatif, sebesar -6,48%. Dari sektor perdagangan internasional, net ekspor selama Q3 tumbuh mencapai 62,41% namun itu hanya menyumbang 2,66% bagi PDB.

Pemerintah sendiri, hingga Q3 2020 telah membelanjakan APBN senilai Rp1.840,9 triliun atau 67,2% dari total belanja negara, angka ini naik 15,4% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 lalu.

Khusus untuk program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, belanja yang sudah tersalurkan hinggal 23 September lalu mencapai Rp268,3 triliun atau 38,6% dari total pagu anggaran. Realisasi ini terus berkembang dan dipercepat sehingga per tanggal 2 November lalu sudah terealisasi Rp366,86 triliun atau sekitar 52,8% dari total pagu Rp695,2 triliun.

Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi menyatakan, pada kuartal keempat, sisa anggaran akan terus disalurkan untuk menstimulasi perekonomian. Arif cukup optimistis, pemulihan ekonomi akan berada di trek yang tepat dan Indonesia bisa kembali berpotensi masuk zona positif di akhir tahun.

Apalagi, sektor-sektor tertentu kini telah mulai bergerak. “Sudah ada optimisme baru setelah sahnya UU Ciptaker, dan itu dapat tecermin dari indeks keyakinan konsumen dan indeks manufaktur yang kian membaik,” katanya.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama kurun Juli-September 2020 tercatat lebih baik daripada Meksiko yang senilai -8,6%, Spanyol -8.7%, Italia -4,7%, dan Uni Eropa -3,9%.

Diperkirakan, pertumbuhan RI juga akan lebih baik ketimbang negara-negara besar berpendapatan menengah lainnya. Riset Fitch Ratings, September 2020, menduga pertumbuhan India di kurun yang sama tercatat -9,6%, Brasil -5,9%, Afrika Selatan -9,1%, dan Turki -4,6%.

Related posts

Leave a Reply