Ekonomi Jerman Alami Resesi Terpanjang dalam Dua Dekade, PDB Menyusut Dua Tahun Berturut-turut

JAKARTA, Ekonomi Jerman kembali mencatatkan penurunan pada tahun 2024, menjadikannya resesi terpanjang yang dialami negara tersebut dalam lebih dari dua dekade. Berdasarkan data awal dari Kantor Statistik Federal (Destatis), produk domestik bruto (PDB) Jerman turun sebesar 0,2% dibandingkan tahun sebelumnya, setelah sebelumnya juga mengalami kontraksi sebesar 0,3% pada tahun 2023.

Penurunan ini menggarisbawahi tantangan berat yang dihadapi ekonomi terbesar Eropa tersebut. “Tekanan siklus dan struktural menghambat pembangunan ekonomi yang lebih kuat,” ujar Presiden Destatis, Ruth Brand, pada Kamis (16/1/2025).

Read More

Faktor Penyebab Resesi Jerman

Jerman menghadapi sejumlah kendala yang memperlambat laju ekonominya, termasuk:

  1. Krisis Pembangunan Rumah: Masalah ini terus membebani sektor konstruksi.
  2. Tekanan pada Industri Otomotif: Persaingan global semakin ketat, memengaruhi ekspor Jerman.
  3. Biaya Energi yang Tinggi: Membuat operasional industri semakin mahal.
  4. Tingkat Suku Bunga yang Tinggi: Mengurangi investasi dalam negeri.

Menurut Destatis, sektor manufaktur dan konstruksi menjadi penyumbang utama kontraksi pada tahun 2024, meskipun sektor jasa menunjukkan sedikit pertumbuhan.

Prospek Ekonomi di Tengah Ketidakpastian

Pada kuartal keempat 2024, ekonomi Jerman mengalami penurunan sebesar 0,1% dibandingkan kuartal sebelumnya. Meski demikian, data resmi PDB kuartal terakhir baru akan dirilis akhir bulan ini.

Robin Winkler, Kepala Ekonom Jerman di Deutsche Bank, menyatakan bahwa kontraksi ini sudah diperkirakan. “Ekonomi Jerman kehilangan momentum lagi di awal musim dingin, ditambah ketidakpastian politik di Berlin dan Washington,” jelasnya.

Sementara itu, lembaga ekonomi Ifo memperingatkan bahwa tanpa reformasi kebijakan yang signifikan, ekonomi Jerman akan sulit keluar dari stagnasi pada tahun 2025. Dalam skenario reformasi kebijakan, Ifo memproyeksikan pertumbuhan sebesar 0,4% pada tahun mendatang.

“Jika kebijakan yang tepat diterapkan, berinvestasi dan bekerja di Jerman bisa menjadi pilihan yang lebih layak, dengan potensi pertumbuhan hingga 1%,” ujar Ifo dalam pernyataannya.

Resesi Tiga Tahun Berturut-turut

Jerman kini menghadapi resesi selama tiga tahun berturut-turut, yang menjadi periode stagnasi ekonomi terpanjang sejak Perang Dunia Kedua. Sky News melaporkan bahwa berbagai tantangan besar akan dihadapi siapa pun yang memenangkan pemilu bulan depan, termasuk reformasi kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Related posts

Leave a Reply