DPR RI Soroti Kaburnya Tujuh Napi di Rutan Salemba: Overcrowded dan Kurangnya Pengawasan Jadi Masalah Utama

Anggota Komisi XIII DPR Muslim Ayub saat menggelar rapat dengar pendapat dengan BNPT di gedung DPR, Rabu (30/10/2024). (ANTARA/Ho-tangkapan layar tv parlemen)

Sebagai mitra Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, ia berencana memeriksa apakah ada kendala anggaran atau pembatasan rekrutmen pegawai di kementerian terkait.

JAKARTA, Anggota DPR RI Muslim Ayub angkat bicara terkait peristiwa kaburnya tujuh narapidana di Rutan Salemba pada Selasa (12/11). Muslim menilai kondisi Rutan yang mengalami kelebihan kapasitas (overcrowded) menjadi faktor utama yang menghambat pelaksanaan standar minimum dalam pembinaan, pengamanan, pelayanan, dan keselamatan narapidana.

Read More

“Kondisi Lapas/Rutan yang overcrowded membuat pelaksanaan standar minimum tidak berjalan sebagaimana mestinya,” ujar Muslim Ayub, politisi dari Partai Nasdem.

Muslim juga menyoroti rasio yang tidak seimbang antara jumlah petugas pengamanan dengan jumlah tahanan. Menurutnya, situasi ini memperbesar peluang terjadinya pelarian karena sulit bagi petugas untuk melakukan pengawasan yang efektif.

“Bayangkan saja jika rasio jumlah petugas dengan tahanan sebesar 1:60. Bagaimana mungkin petugas bisa memantau setiap kejadian di dalam ruang tahanan? Apakah ada lantai yang dilubangi atau besi yang digergaji sebagai persiapan pelarian? Ini adalah masalah serius,” kata Muslim.

Anggota Komisi XIII DPR RI tersebut juga merasa heran meski rekrutmen petugas lapas sudah dilakukan berkali-kali, masalah pengawasan di lapas tetap saja terjadi. Sebagai mitra Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, ia berencana memeriksa apakah ada kendala anggaran atau pembatasan rekrutmen pegawai di kementerian terkait.

“Kami akan cek apakah ada masalah anggaran atau pembatasan rekrutmen untuk petugas lapas. Ini harus ditelusuri lebih lanjut,” tegas Muslim.

Untuk menyelidiki lebih jauh insiden ini, Muslim menyarankan agar dilakukan audit investigatif di Rutan Salemba. Ia menduga kemungkinan adanya bangunan yang sudah dibongkar untuk mempermudah pelarian napi lainnya.

“Perlu dilakukan audit investigatif atas kejadian ini. Jika diperlukan, kami akan memanggil Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan untuk mengambil langkah-langkah strategis, termasuk audit investigatif di Rutan Salemba,” jelasnya.

Sebagai langkah solutif, Muslim mengusulkan pembangunan lapas baru serta perbaikan sistem manajemen internal di Lapas. Menurutnya, hal ini sangat penting untuk mengoptimalkan pengelolaan narapidana dan menciptakan lingkungan yang lebih aman dan kondusif.

“Pembangunan Lapas baru dan perbaikan sistem manajemen internal harus segera diimplementasikan. Ini akan membantu mengatasi masalah overcrowded dan meningkatkan keamanan serta kualitas pembinaan narapidana,” tutup Muslim.

Related posts

Leave a Reply