Doomscrolling Ternyata Berdampak Buruk bagi Kesehatan Otak

Foto: www.freepik.com

JAKARTA, Kebiasaan doomscrolling, yakni mengonsumsi konten negatif atau menyedihkan di media sosial dalam waktu yang berlebihan, terbukti berdampak buruk bagi kesehatan otak manusia. Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Computers in Human Behavior Reports mengungkapkan bahwa kebiasaan ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan mental.

Studi yang melibatkan lebih dari 800 mahasiswa dari Amerika Serikat dan Iran ini dipimpin oleh peneliti utama dari Flinders University, Reza Shabahang. Penelitian ini menemukan hubungan signifikan antara doomscrolling dengan perasaan cemas, putus asa, tidak percaya, dan curiga terhadap orang lain. Shabahang menjelaskan bahwa paparan berita negatif secara terus-menerus dapat berubah menjadi sumber trauma vikarius, yang membuat audiens merasa seolah-olah mereka mengalami trauma yang sama.

Read More

“Ketika kita terus-menerus terpapar berita dan informasi negatif secara online, hal ini dapat mengancam keyakinan kita tentang kematian dan kendali yang kita miliki atas hidup kita sendiri,” ujar Shabahang, seperti dilansir dari Independent.

Tim peneliti juga mengungkapkan bahwa paparan berita negatif yang terus-menerus dapat menyebabkan perasaan hidup yang rapuh dan terbatas, kesepian, dan merasa tidak memiliki kendali penuh atas hidup mereka. Laporan tersebut menunjukkan bahwa dampak ini mencakup tantangan terhadap asumsi mendasar tentang keadilan dan kebajikan dunia.

Psikolog Dr. Susan Albers menambahkan bahwa doomscrolling dapat memperburuk masalah kesehatan mental seperti insomnia dan persepsi terhadap realitas. “Saat kita depresi, kita sering mencari informasi yang dapat mengonfirmasi apa yang kita rasakan. Dan banyak orang yang tidak sadar bahwa itu malah akan memperburuk perasaan depresinya,” jelas Dr. Albers.

Untuk menghindari efek negatif dari doomscrolling, Dr. Albers menyarankan agar individu membatasi konsumsi berita dan media sosial. “Mulailah dengan mengambil jeda dari media sosial dan fokus pada masa sekarang. Menjaga jarak emosional yang sehat dari hal-hal negatif pada akhirnya dapat membantu Anda sehat secara mental,” tambahnya.

Related posts

Leave a Reply