Dampak Merebaknya Virus Corona

Dampak merebaknya virus Corona diprediksi akan memukul sektor ekonomi di berbagai negara tahun ini.

Bahkan dampak dahsyatnya sudah dirasakan, jauh dari perkiraan semula. Pariwisata nasional merupakan satu dari berbagai sektor yang mulai terkena pukulan berat itu.

Read More

Akibat virus Corona, banyak turus asing menunda dan membatalkan rencana kunjungan ke objek-objek wisata. Itu mulai terlihat di Bali dan sejumlah objek yang kerap menjadi destinasi turis dari luar negeri.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menyebutkan besarnya potensi kerugian di sektor pariwisata akibat serangan virus Corona. Apalagi jutaan turis yang biasa mengunjungi Indonesia berasal dari China.

Bahkan China adalah salah satu negara dengan turis terbanyak yang mengunjungi Indonesia. Rata-rata sekitar dua juta wisatawan dari China ke Indonesia.

Devisa yang bisa diraup mencapai 2,8 milliar dolar AS atau Rp38,2 triliun setahun. Kerugian sebesar itu sudah di depan mata dan baru dari China, belum negara-negara lainnya.

Potensi kerugian tersebut semakin nyata karena pada Februari hingga Maret biasanya para wisatawan tengah memesan pesawat ataupun hotel (booking period) untuk persiapan liburan musim panas. Pada Februari ini, perang terhadap Corona masih gencar-gencarnya dilakukan otoritas China.

Dalam situasi seperti itu masihkah warganya memikirkan peluang untuk jalan-jalan?

Bandara Sepi
Tinggi-rendahnya orang ingin berwisata yang bisa dicermati dari “booking period” pada Februari-Maret akan terlihat nyata pada masa liburan musim panas mulai April.

Berdasarkan data Kementerian Pariwisata, kontribusi kunjungan wisatawan mancanegara China termasuk tertinggi. Yakni dua juta wisatawan mancanegara (wisman) dengan total belanja 14.000 dolar AS per kunjungan atau Rp192 juta.

Sementara itu, target perolehan devisa dari sektor pariwisata direncanakan mencapai 21 miliar dolar AS pada 2020 atau lebih besar 1 miliar dolar AS. Sedangkan realisasi 2019 sebesar 20 miliar dolar AS atau Rp275 triliun.

Namun, angka pasti kerugian bisa dihitung setelah dampak dari virus Corona (Covid-19) selesai. Tetapi setelah itu juga masih terdampak efek sampingnya.

“Belum lagi dampak lainnya atau dampak setelah virus ini selesai dan juga ada tren menurun juga keinginan orang untuk berwisata,” katanya.

Bandara-bandara yang menjadi hub internasional, seperti Singapura dan Hong Kong juga menjadi sepi. “Itu juga punya dampak,” katanya.

Turun
DKI Jakarta yang masih menyandang status sebagai ibu kota negara menjadi salah satu daerah tujuan wisatawan asing. Beragam destinasi wisata tersedia.

Namun bukan berarti pengembangan pariwisata DKI Jakarta tanpa tantangan. Justru tantangannya semakin tidak ringan mengingat jumlah kunjungan wisman sudah turun sebelum ada Corona.

Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat terjadi penurunan jumlah wisatawan mancanegara sejak Agustus 2019 menjadi sebanyak 253 ribu dari 268 ribu di Juli 2019.

Jumlah itu terus menurun di September 2019 sebanyak 213 ribu, Oktober 2019 sebanyak 189 ribu dan November 2019 sebanyak 185 ribu.

Dari data itu, semakin tampak jelas tantangan yang dihadapi otoritas terkait dalam meningkatkan minat turis asing mengunjungi Jakarta. Apalagi di saat merebaknya virus Corona.

Tetangga
Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Provinsi DKI Jakarta tampaknya sudah merespons kondisi itu. Salah satunya akan fokus menggarap pasar wisman dari negara tetangga.

Itu sudah disampaikan Kepala Dinas Parekraf DKI Jakarta Cucu Ahmad Kurnia ketika dikonfirmasi, beberapa hari lalu. Fokusnya pada pasar, produk dan promosi, khususnya pasar-pasar potensial.

Setidaknya, DKI akan menyasar negara-negara Asean dan Timur Tengah. Belum lagi negara-negara Eropa dan pasar domestik.

Untuk itu akan dibangun kolaborasi dengan dunia usaha, seperti perhotelan, restoran hingga usaha biro perjalanan wisata (travel) agar bersama-sama meningkatkan kunjungan wisatawan di Jakarta.

Selain itu akan memperbanyak kegiatan skala internasional di Jakarta, termasuk kegiatan olahraga internasional. Salah satunya Formula E yang sudah ditetapkan sebagai Kegiatan Strategis Daerah (KSD).

Yang juga akan menjadi perhatian dari semua agenda dan objek destinasi adalah potensi pariwisata Kepulauan Seribu. Kabupaten di utara Jakarta itu dinilai memiliki potensi yang prospektif untuk dikembangkan.

Cucu yang pernah bertugas di Kepulauan Seribu menyadari adanya potensi besar di wilayah kepulauan itu. Ternyata banyak program yang bisa dipoles kembali untuk meningkatkan kunjungan wisatawan.

Wakil Bupati Jakarta Kepulauan Seribu Junaedi juga mengungkapkan potensi besar pariwisata di wilayah itu. Namun perlu pengelolaan yang lebih baik lagi.

Pemasaran digital atau digital marketing dapat meningkatkan promosi pariwisata di Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Setidaknya ada empat aspek yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kunjungan wisata di Kepulauan Seribu.

Yakni atraksi, akselerasi, aksesibilitas dan amenitas. Bimbingan teknis pemasaran digital telah dilakukan di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu Utara.

Kehadiran pemasaran secara digital merupakan salah satu strategi meningkatkan promosi pariwisata di Kepulauan Seribu.

Digital marketing ini diharapkan dapat dipahami para pelajar sehingga bisa memanfaatkan media sosial (medsos) untuk promosi pariwisata.

Bimbingan teknis digital marketing ini diikuti 50 peserta dari pelajar sekolah tingkat SMA dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kecamatan Kepulauan Seribu Utara.

Banyak pelajar yang mengunggah produk pariwisata Kepulauan Seribu di media sosial. Bahkan pengguna media sosial terbesar dari usia pelajar.

Sasaran dari semua daya dan upaya itu adalah meningkatnya kunjungan wisatawan di Jakarta. (ant)

Related posts

Leave a Reply