SURABAYA, Menjelang kegiatan prasetya perwira dan persiapan menuju tempat penugasan, Calon Perwira Remaja Akademi Angkatan Laut (Capaja AAL) Angkatan ke-65 menerima pembekalan mengenai Manajemen Risiko yang dilangsungkan di auditorium Mandalika, Komplek Ki Hadjar Dewantara, kesatrian AAL, Bumimoro, Surabaya, Senin (6/7).
Jalannya pembekalan, tetap mematuhi protokol kesehatan dalam rangka pencegahan pandemi Covid-19 dengan melaksanakan pysical distancing, menggunakan masker dan selalu mencuci tangan sebelum dan setelah berkegiatan.
Pembekalan tentang manajemen risiko disampaikan oleh Sekretaris Lembaga (Seklem) AAL Kolonel Laut (P) Yoos Suryono Hadi, M.Tr (Han) sebagai nara sumber. Dalam pembekalannya, Seklem AAL menyampaikan tipe-tipe risiko yakni diantaranya risiko murni yakni suatu risiko dimana kemungkinan kerugian ada tetapi kemungkinan keuntungan tidak ada, misalnya risiko kecelakaan kapal, kebakaran dan kebocoran.
“Selain itu juga ada risiko spekulatif, yaitu risiko dimana kita mengharapkan terjadinya keuntungan tetapi sering kali juga tidak dapat menghindari kerugian, potensi keuntungan dan kerugian terdapat dalam risiko ini, misalnya dalam usaha bisnis kita mengharapkan keuntungan tetapi kadangkala mengalami kerugian”, kata Seklem.
Pada sesi kedua pembekalan diisi Kepala Departeman Pelaut (Kadeppel) AAL Kolonel Laut (P) Awang Bawono, S.E., M.M., M.A.P. yang mengusung materi tentang Operational Risk Management. Kepada para Capaja, Kadeppel AAL mengatakan bahwa risiko pada dasarnya melekat pada semua tugas, pelatihan, misi, operasi dan dalam kegiatan pribadi maupun kelompok tidak peduli seberapa rutinnya dilakukan.
“Penyebab paling umum dari penurunan tugas atau kegagalan misi adalah kesalahan manusia, khususnya ketidakmampuan untuk mengelola risiko secara konsisten,” ungkap Kadeppel.
Menurutnya, Operational Risk Management dapat mengurangi atau mengimbangi risiko secara sistematis, mengidentifikasi bahaya dan menilai serta mengendalikan risiko terkait yang memungkinkan pengambilan keputusan yang mempertimbangkan risiko terhadap manfaat misi atau tugas.
“Sebagai profesional, personel TNI Angkatan Laut bertanggung jawab untuk mengelola risiko dalam semua tugas, sementara para pemimpin di semua tingkatan bertanggung jawab untuk memastikan prosedur yang tepat tersedia dan bahwa sumber daya yang sesuai tersedia untuk personel mereka untuk melaksanakan tugas yang diemban,” jelasnya.
Selain Kadeppel AAL, pembekalan tentang manajemen risiko ini juga disampaikan oleh para Kepala Program studi AAL lainnya sesuai dengan bidang penugasannya. Diakhir pembekalan, para Capaja diberi kesempatan untuk bertanya seputar manajemen risiko kepada para nara sumber.