Bonnie Usulkan Konsep Monumen Perjuangan dan Penguatan Pariwisata Berbasis Budaya di Bayah

JAKARTA, Anggota Komisi X DPR RI, Bonnie Triyana, mengusulkan pembangunan sebuah monumen perjuangan yang menonjolkan nilai sejarah nasional di Kabupaten Lebak. Gagasan ini muncul menyusul perbincangan mengenai pentingnya menghidupkan kembali memori historis kawasan tersebut.

“Pembangunan monumen ini bukan sekadar soal fisik, tetapi upaya merekonstruksi narasi perjuangan yang utuh dan inspiratif. Saya akan membawa gagasan ini ke pemerintah pusat untuk didukung,” ujar Bonnie Triyana dalam kunjungan resesnya di Desa Bayah Timur, Lebak, pada Minggu (21/12/25).

Read More

Legislator daerah pemilihan Banten I itu menekankan bahwa monumen yang dimaksud akan mengabadikan momen penting, termasuk pertemuan Bung Karno dan Tan Malaka di Tugu Romusha, di Bayah. Tugu Romusha yang rubuh pada 2024 memiliki makna historis yang sangat penting karena berkaitan langsung dengan jejak perjuangan bangsa. Sebelum kemerdekaan, Bung Karno dan Tan Malaka (menyamar dengan nama Ilyas Hussein) bertemu di Bayah dan sempat berdebat soal cara merebut kemerdekaan.

“Saya akan membawa persoalan Tugu Romusha ini ke kementerian terkait agar dibangun kembali secara layak dan bermartabat, tetapi dengan menghadirkan Patung Bung Karno dan Tan Malaka. Ini bukan sekadar monumen, tapi simbol sejarah penderitaan rakyat yang juga menjadi bagian dari narasi besar perjuangan bangsa yang selalu diperjuangkan Bung Karno,” ujar Bonnie.

Menurutnya, Bung Karno kerap menekankan pentingnya menghormati sejarah rakyat kecil yang menjadi korban kolonialisme. Karena itu, kata Bonnie, negara tidak boleh abai terhadap situs-situs yang merekam penderitaan tersebut.

“Pertemuan bersejarah itu adalah bagian dari jejak intelektual dan semangat perjuangan yang perlu diwariskan kepada generasi muda,” tambahnya.

Kunjungan tersebut juga membahas rencana pengembangan Situs Batu Bedil sebagai destinasi pariwisata budaya terpadu. Kepala Desa Bayah Timur, Rafik Rahmat Taufik, memaparkan konsep pengembangannya. “Kami merancang Batu Bedil sebagai kawasan wisata yang komprehensif, mengintegrasikan aspek geologi, edukasi, budaya, dan religi untuk memberikan manfaat ekonomi langsung bagi masyarakat,” jelas Rafik.

Bonnie menyambut positif konsep tersebut. “Pariwisata yang dirancang dengan matang dan melibatkan masyarakat akan membawa dampak berkelanjutan. Batu Bedil memiliki potensi besar sebagai motor penggerak ekonomi lokal,” katanya.

Selain isu pariwisata, Bonnie juga menanggapi aspirasi warga terkait perlindungan hukum bagi guru. Ia menegaskan komitmennya untuk memperkuat payung hukum tersebut melalui revisi undang-undang. “Prinsip perlindungan guru dalam menjalankan tugas profesionalnya adalah hal non-negoisasi dan sedang kami perjuangkan dalam pembahasan RUU,” tegasnya.

Di akhir kunjungan, Bonnie mendorong pengembangan kegiatan budaya sebagai penopang pariwisata. Ia melihat tradisi lokal seperti bakar jagung bersama bisa dikemas menjadi atraksi wisata yang autentik. “Identitas budaya adalah jiwa dari pariwisata. Kegiatan semacam ini yang akan mengukuhkan daya tarik Bayah Timur,” pungkas Bonnie.

Related posts

Leave a Reply